Rabu, 31 Agustus 2022

Sopan santun Berkendara

Hari ini giliran saya mengantar ke dua anak saya sekolah. Anak saya yang ketiga bersekolah di SMP 4 Malang di jalan Veteran. Sedangkan anak saya yang ke empat bersekolah di SDN Percobaan 1 di jalan Magelang satu kompleks dengan Universitas Negeri Malang. Sekolah mereka terletak di kota malang sedangkan rumah kami terletak di Wagir kabupaten malang. 
Jarak tempuh sekolah anak-anak dengan rumah berkisar antara 20-30 menit. Oleh karena itu setiap malam saya dan suami selalu berusaha mengkondisikan anak-anak tidur setelah pukul 20.30 supaya keesokan harinya bisa bangun pagi dan tidak terkena macet. Sebab kalau kami berangkat lebih dari pkl 06.00 maka jalan raya sudah sangat padat dan resiko macet sangat tinggi. 

Sekitar pukul 04.30 pagi ini anak-anak sudah bangun. Setelah mandi dan shalat subuh mereka ganti baju dan menunggu saya yang sedang mempersiapkan sarapan sambil sesekali mengecek kembali buku-buku dan tugas yang harus dikumpulkan nanti. Setelah sarapan siap, mereka segera makan sambil menunggu saya mandi dan bersiap-siap berangkat bekerja sekaligus mengantarkan anak-anak sekolah. Hari ini suami saya terjadwal dinas pagi, sehingga tidak bisa mengantar anak-anak sekolah. 
Kira-kira sepuluh menit kemudian saya siap berangkat mengantarkan anak-anak sekaligus bekerja. Setelah berdoa, kami berangkat menuju sekolah anak-anak dengan mengendarai sepeda motor beat kesayangan saya. 

Kami berboncengan bertiga, saya tahu sebenarnya tidak boleh berboncengan bertiga, tetapi karena keterbatasan akhirnya saya nekat. Selain itu tas sekolah anak-anak juga ikut andil menjadikan motor yang kami kendarai menjadi sangat penuh 😅. Perjalanan dari rumah lumayan lancar, karena kami memang berusaha untuk berangkat pagi, hingga sampailah kami di daerah bandulan tiba-tiba dari arah depan ada seorang anak sekolah mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi. Saya perhatikan dia menghindari pengendara motor di depannya dan karena kecepatannya sangat tinggi akhirnya pada saat menghindar dan membelokkan setirnya ke kanan hampir saja dia menabrak saya dan anak-anak. Untunglah dia segera membelokkan setirnya lagi ke kiri dan akhirnya motornya zig zag dan tetap saja dia menabrak pengendara motor yang lain. Dadaku berdegup kencang, gemetar rasanya waktu itu. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi seandainya saya dan anak-anak yang ditabrak. Pada saat itu memang jalan raya sudah mulai padat dan banyak sekali orang-orang yang tahu kalau anak sekolah itu mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, sehingga banyak orang yang meneriakinya.  

Saat itu gemetar seluruh tubuh saya, dada saya pun berdegup kencang. Untunglah kebiasaan saya begitu keluar dari rumah selalu berdoa setelah itu berdzikir sepanjang perjalanan. Anak-anak saya juga saya biasakan seperti itu, sehingga tidak butuh waktu lama saya menjadi tenang dan melanjutkan perjalanan. 
Pelajaran yang bisa diambil dari kejadian tersebut adalah 
terkadang kita sudah berusaha berhati-hati dalam berkendara, tetapi orang lain lah yang tidak berhati-hati dan akhirnya malah mencelakakan orang lain.  
Itulah mengapa diadakan peraturan lalu lintas dan kita sebagai pengguna jalan diharapkan mengikuti peraturan tersebut sehingga tidak mencelakakan orang lain. Sopan santun dalam berkendara juga sebaiknya diperhatikan karena jalan raya bukan hanya milik kita tetapi milik semua orang. Setelah semua tata tertib  berkendara dilakukan, maka ikhtiar yang terakhir adalah jangan lupa untuk memasrahkan hidup kita kepada Allah, dengan berdzikir karena Allah adalah sebaik-baik pelindung. 


Rabu, 24 Agustus 2022

Veteran Pejuang Kemerdekaan itu adalah Kakekku

Sebenarnya saya tidak begitu tahu sehebat apakah perjuangan Eyang kakung saya waktu mengusir penjajah pada jaman dahulu, yang saya tahu di rumah Eyang tergantung  sebuah lukisan besar dengan gambar Eyang kakung memakai seragam hijau dengan berbagai macam bintang gerilya di dada sebelah kirinya dan sebuah lukisan lagi dengan gambar Eyang putri memakai kebaya dan bersanggul. Sungguh perpaduan lukisan yang sangat membanggakan saya sebagai cucunya. Bangga karena saya adalah cucu seorang pejuang kemerdekaan RI.  
Suatu ketika saya dan ibu saya sedang duduk berdua dan menikmati keindahan bunga-bunga di taman  kebun belakang rumah kami. Sambil ngobrol berdua, ibu bercerita bahwa tentara pada jaman dahulu kehidupannya sangat susah karena tidak dibayar. Para tentara tersebut betul-betul berjuang dengan hati, sehingga meskipun tidak dibayar pun beliau semua ikhlas dan siap mengorbankan jiwa raga beliau untuk Indonesia tercinta. Beliau semua rela mempertahankan negara kesatuan Indonesia dengan darah, keringat dan cucuran air mata semata-mata supaya Indonesia tidak jatuh kepada para penjajah. Suatu perjuangan yang patut diapresiasi. 

Di tengah-tengah obrolan kami ibu juga bercerita, suatu ketika Eyang Kakung tertangkap tentara Belanda dan disekap di sebuah bunker bersama beberapa orang teman beliau. Eyang Kakung dan beberapa temannya dipaksa memberitahukan keberadaan tempat persembunyian tentara Indonesia karena mereka berencana akan membinasakan semua tentara Indonesia. Eyang Kakung bersama teman-temannya yang tertangkap bersepakat tidak mau memberitahukan persembunyian teman-temannya. Hal tersebut membuat tentara Belanda menjadi murka, mereka meraut pensil hingga runcing, setelah itu mencobloskan pensil yang telah di raut itu ke telinga Eyang Kakung dan teman-temannya. Singkat cerita akhirnya Eyang Kakung dan teman-temannya mempunyai kesempatan untuk melarikan diri  dan beliau semua dikejar oleh tentara Belanda. Tetapi berkat kecerdikan Eyang Kakung dan teman-temannya, tentara Belanda tidak bisa mengikuti beliau dan karena kejadian pensil itu, akhirnya eyang Kakung menjadi tuli sehingga beliau sering merasa tersinggung dan salah sangka  bila ada orang yang bicara agak berbisik-bisik dikira membicarakan beliau. 

Beruntunglah ayah Eyang Kakung memberikan tanah yang luas, sehingga dapat digunakan untuk bercocok tanam dan sebagian dimanfaatkan untuk kolam ikan. Sehingga Eyang Kakung dan Eyang putri bisa memenuhi kebutuhan hidup beliau dengan mengambil hasil dari kebun sendiri. Ibuku juga bercerita, pernah suatu ketika yang ada di kebun hanya tanaman singkong sehingga satu hari makan dengan olahan singkong tersebut. Daun singkong dibuat sayur, singkongnya di parut dan di buat nasi tiwul, dan tepung hasil olahan singkongnya dibuat kerupuk. Mendengar cerita ibu, saya bisa memahami betapa beratnya perjuangan tentara Indonesia pada jaman dahulu. Alhamdulillah pemerintah tidak menutup mata pada para pejuang kemerdekaan yang telah pensiun seperti Eyang Kakung saya. Sebagai penghormatan atas jasa beliau, beberapa orang tentara veteran termasuk Eyang Kakung saya diberi rumah oleh Korp Cacat Veteran Republik Indonesia (KCVRI) di daerah Sawojajar kota Malang yang diberi nama jalan Tumbal Negara. 

Perjuangan tentara Indonesia pada jaman dahulu memang sangat berat, para tentara Indonesia harus siap mengorbankan jiwa raga mereka. Pada jaman sekarang perjuangan kita telah berbeda, kita tidak dituntut untuk maju dan berperang melawan penjajah. Hanya memang benar yang disampaikan Bung Karno, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Menghargai jasa pahlawan tidak perlu dengan bertempur melawan penjajah. Bagi siswa, belajar dengan tekun dan rajin termasuk menghargai jasa pahlawan. Bagi seorang guru, mengajarkan akhlak dan ilmu yang baik juga merupakan salah satu contoh menghargai jasa para pahlawan. Pada intinya, kita bisa memaknai kalimat menghargai jasa para pahlawan dengan berbagai macam bentuk dan sikap keteladanan. Semoga kita termasuk orang-orang yang menghargai jasa para pahlawan. 

MERDEKA !!

Malang, 25 Agustus 2022




Senin, 22 Agustus 2022

Pertemuan Pertama Belajar Menulis PGRI gel. 27

Pertemuan pertama pelatihan belajar menulis gelombang 27 malam ini akan segera dimulai. Sy lihat jam di dinding masih menunjuk angka 18.51 dan itu berarti kurang 9 menit lagi kegiatan pelatihan akan dimulai. Narasumber malam ini adalah Om Jay, beliau adalah penggagas pelatihan belajar menulis ini. Kata ajaib beliau adalah "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi". Om Jay adalah sosok yang luar biasa dan suatu kehormatan saya bisa masuk dalam tim solid Om Jay. 
Pada pertemuan perdana malam ini, Om Jay tidak sendirian beliau ditemani seorang moderator cantik bernama bunda Widya dari kota malang. Panggilan akrab beliau adalah Widya Arema. Bunda Widya sangat energik, penuh semangat dan selalu berusaha menjadi "kompor" yang akan memanaskan para peserta pelatihan malam ini. 

Akhirnya, waktu menunjukkan pukul 19.00 wib tibalah waktunya pelatihan belajar menulis dimulai. Diawali dengan sapaan renyah bunda Widya melalui puisi dan pantun yang beliau bawakan untuk menggugah semangat peserta pelatihan, disusul dengan informasi kegiatan yang meliputi 4 sesi yaitu pembukaan, paparan materi melalui WA grup, tanya jawab dan penutup. Bunda Widya juga mengingatkan peserta pelatihan untuk menyiapkan laptop, hp beserta chargernya juga cemilan dan kopi atau teh untuk dinikmati pada saat menyimak dan membuat resume dari materi yang dijelaskan oleh narasumber. Peserta juga diingatkan untuk mengisi link absensi kehadiran oleh Bunda Widya. 
Setelah semuanya siap, bunda Widya membuat sebuah puisi Akristik tentang Om Jay setelah sebelumnya mengirimkan link curriculum vitae (CV) Om Jay. Tujuan diberikannya CV tersebut supaya para peserta lebih mengenal Om Jay karena seperti kata banyak orang tak kenal maka tak sayang. 

Setelah bunda Widya  me"ngompori" peserta, tibalah saatnya materi dari Om Jay. 
Pada awal materi Om Jay menyampaikan bahwa sebuah tulisan tidak bisa langsung sekali jadi, penataan kalimat demi kalimat harus dilakukan supaya lebih bisa dipahami. 
Om Jay juga berbagi jurus jitu mendaftar dan membuat akun di kompasiana yaitu dengan cara masuk Google.com setelah itu ketik cara menulis di Kompasiana maka akan banyak yang memberikan panduan atau tutorialnya. 
Hal yang sering gagal dilakukan pendaftar pemula adalah di bagian pengaturan karena diharuskan menulis data diri, KTP, NPWP, no rekening bank dan juga nomor gopay untuk hadiah dari Kompasiana. Apabila kita menulis di Kompasiana dan beruntung yang dibuktikan dengan banyaknya yang membaca tulisan dan mengikuti ketentuan yang ada di Kompasiana, maka penulis akan dibayar melalui gopay. Resep supaya bisa mendapatkan gopay adalah dengan menulis setiap hari. 

Rajin menulis di blog mengantarkan Om Jay mengikuti seleksi wawancara calon guru penggerak Indonesia. Kita bisa mendapatkan ide menulis dari sebuah video di youtube dan kita bisa menuliskannya dalam sudut pandang yang berbeda. Menurut Om Jay, yang paling sulit adalah mengembangkan tulisan kita di Kompasiana agar para pembaca senang dan memberikan nilai kepada tulisan kita. 
Kita juga bisa memberikan nilai sesuai dengan tulisan yang dibuat oleh orang lain di Kompasiana. Jadi baik tidaknya tulisan kita akan dinilai oleh pengunjung. Kalau di blog pribadi tidak bisa seperti yang di Kompasiana. Kalau tulisan kita jelek dan tidak ada yang mengunjungi berarti dijadikan semangat dan motivasi supaya bisa menulis lebih baik lagi. Di Kompasiana selalu saja banyak iklan yang bermunculan. Supaya iklan-iklan tersebut tidak muncul maka sebaiknya berlangganan ada yang bulanan, tahunan, semesteran tergantung pilihannya. Bagi pemula di Kompasiana seperti kita, sebaiknya jangan terburu- buru untuk berlangganan. 

Om Jay mengatakan bahwa banyak sekali manfaat yang di dapatkan dengan menulis di Kompasiana diantaranya yaitu bertemu dengan orang-orang hebat kemudian Om Jay juga diminta menjadi narasumber oleh Kompas dan untuk memberi semangat pada peserta, pada pertemuan pertama ini Om Jay sudah menyiapkan hadiah 3 buah buku. 
Pelatihan belajar menulis PGRI pertemuan pertama ini sangat meriah terutama karena sebagai moderator bunda Widya pandai menguasai situasi. Bagi saya yang pemula, membuat akun di kompasiana sangatlah susah, saya harus berulang kali memperbaiki data diri yang tidak sesuai dengan syarat-syarat di Kompasiana, tetapi Alhamdulillah dengan bantuan dari teman-teman tim solid, akhirnya saya bisa membuat akun di kompasiana dan sekarang tinggal menulis  di dalamnya. Malam ini saya begitu senang karena telah mendapatkan ilmu dari Om Jay. Semoga semua ilmu yang telah Om Jay berikan, menjadi ladang pahala yang berlipat dari Allah. 

Sabtu, 20 Agustus 2022

Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Gel 27


Malam ini acara pembukaan kelas belajar menulis PGRI gelombang 27 atau biasa disebut dengan Opening Ceremony. Kegiatan ini digawangi oleh Bunda Widya dari Malang dan Bunda Mutmainah dari Lebak Banten. Menyanyikan lagu Indonesia raya dan menyanyikan lagu mars PGRI merupakan pembukaan dari kegiatan opening ceremony malam ini. Kedua senior alumni kelas belajar menulis tersebut dengan antusias menyapa dan memberikan semangat pada  peserta kelas belajar menulis gelombang 27.  

Sambutan dari ketua PGRI yang diwakili oleh Bapak Catur Nurrochman menempati urutan yang pertama dalam rundown, dalam penjelasannya Bapak Catur menyampaikan apresiasi beliau kepada Om Jay yang telah menggagas terbentuknya kelas belajar menulis yang nantinya akan mencetak para penulis hebat. Diharapkan kelas belajar menulis ini akan tetap dilestarikan sebagai ajang belajar bagi para guru penulis. Selanjutnya sambutan perwakilan narasumber yang diwakili oleh bapak Dail Ma'ruf dan Bunda Kanjeng pada kesempatan ini pak Dail menyampaikan bahwa dengan masuk kelas belajar menulis kita akan mendapatkan banyak ilmu, karena para narasumber akan memberikan pelajaran praktik secara  langsung sehingga peserta akan selalu mendapatkan ilmu yang fresh. 
Disusul kemudian oleh Bunda kanjeng. Beliau menyampaikan apresiasi yang sebesar2nya kepada tim solid Om Jay yang telah mempersiapkan acara opening ceremony dengan baik. 
Diharapkan peserta kelas menulis gelombang 27 bisa mengikuti kegiatan ini dengan serius tetapi santai sehingga 24 jam yang kita miliki bisa dibagi dengan kegiatan belajar menulis ini. 
Bunda kanjeng juga menyampaikan bahwa beliau mempunyai prinsip jawa yaitu "ngerabuk nyawa" dan "menabur rasa seneng" melalui menulis yang maksudnya disini adalah beliau berupaya semaksimal mungkin supaya bisa memberikan manfaat bagi orang lain dengan menularkan virus literasi. Motto beliau adalah writing is my passion. Semangat literasi bunda kanjeng yang luar biasa diharapkan akan membakar para peserta untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. 

Selanjutnya testimoni dari peserta kelas menulis  yang telah lulus kelas belajar menulis sebelumnya, yang diwakili oleh Cut Fiqa. Pada kesempatan ini cut Fiqa membacakan puisi hasil karyanya yang berjudul Tuan. Cut Fiqa juga menceritakan pengalaman beliau pada saat masuk grup kelas menulis PGRI, beliau juga menyampaikan bahwa salah satu  permasalahan terjadi pada saat belajar secara online adalah terkendala jaringan yang tiba-tiba hilang dan lain sebagainya. Selain itu tantangan terberat adalah dari diri sendiri dan cut Fiqa bisa mengalahkan tantangan-tantangan tersebut dengan menghasilkan 2 buku solo. 

Sambutan dari Om Jay menempati urutan selanjutnya, beliau adalah sebagai penggagas kelas belajar menulis. Om Jay menyampaikan bahwa Gelombang ke 27 berhasil dilaksanakan berkat kerja keras tim solid yang telah mempersiapkan acara ini dengan baik. Om Jay juga menceritakan pengalaman beliau pada saat mengikuti kelas belajar menulis melalui WA grup. Pada kelas belajar menulis kali ini, sekitar 30 pertemuan yang akan dilaksanakan dengan narasumber-narasumber yang berbeda. Bagi yang belum memiliki blog pribadi bisa membuat blog pribadi. Kenapa harus mempunyai blog karena blog merupakan alat yang ajaib yang bisa mengumpulkan catatan-catatan kita yang pada akhirnya bisa menjadikan sebuah buku. 
Peserta akan mendapatkan materi sedikit demi sedikit. Setelah itu blog walking dan menulis komentar pada blog orang lain. 
Dengan menulis dan mengomentari blog orang lain maka penulis dan pembaca bisa saling memberikan masukan dan komentar. Kegiatan ini sifatnya gratis dan semoga bisa dimanfaatkan dengan baik. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi adalah kalimat ajaib yang sering disampaikan Om Jay

Selanjutnya adalah informasi mengenai syarat dan ketentuan mengikuti pelatihan kelas menulis PGRI bersama Bapak Brian Prasetyawan. Pak Brian merupakan salah satu tim solid yang memegang peranan sangat penting dan terutama mengenai kesekretariatan kegiatan belajar menulis ini. Beliau menyampaikan  antusias setiap kali opening ceremony karena bisa mengikuti peserta sampai akhir kegiatan. 
Pak Brian juga menyampaikan bahwa semua narasumber akan memberikan materi secara nyata dan langsung dengan praktiknya. 
Beberapa hal yang disampaikan Pak Brian malam ini adalah mengenai, 
🍀Kesekretariatan Pelatihan diantaranya antara lain
1. Mengenai penentuan kelulusan dan pembagian sertifikat peserta
2. Sosialisasi teknis pelatihan
3. Membuat form pendaftaran peserta
4. Membuat form pengumpulan resume dan menampilkannya 
5. Membuat dan mengisi blog pelatihan belajar menulis
6. Membuat format struktur pelatihan
7. Mendata peserta yang sudah lulus

🍀Pertemuannya setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pkl 19.00-21.00
Melalui grup wa 
20 pertemuan wajib dan 10 pertemuan motivasi

🍀Dua syarat lulus pelatihan yaitu
1. Membuat 20 resume di blog, panitia tidak menerima tulisan di word atau email. 
2. Menerbitkan buku solo

🍀Panduan
1. Simak materi
2. Membuat resume atau rangkuman di blog. Merangkum inti materi yang disampaikan oleh narasumber.
3. Link hasil resume disetorkan pada form pengumpulan resume
4. Share ke grup, gunanya untuk memotivasi 
5. Blog walking dengan mengomentari dan saling berkunjung pada tulisan orang lain. 

🍀Alur pelatihan
1. Setelah membuat resume
2. Menerbitkan buku solo
3. Isi form bukti buku terbit
4. Sertifikat pelatihan dikirim lewat
WA

🍀Manfaat Pelatihan
1. Buku solo
2. Sertifikat 40 jam 
3. Terampil menggunakan blog
4. Bisa ikut buku antologi
5. Info lomba blog/nulis
6. Channel penerbit
7. Relasi guru penulis 

🍀Keterangan pengumpulan resume.
Dalam pengumpulan resume, diwajibkan menggunakan format berikut
1. Judul:
2. Resume ke:
3. Gelombang:
4. Tanggal:
5. Tema:
6. Narasumber:
7. Wajib posting gambar poster (yang membuat adalah panitia)

🍀Form pengumpulan resume
1. Penulisan nama harus sama terus
2. Link yg disetor adalah link postingan resume
3. Tidak ada batasan deadline
4. 20 resume tidak harus urut 1-20 pertemuan. Boleh bolong2 
5. Menulis resume menggunakan bahasa sendiri bukan full copy paste materi narasumber. 

🍀Menerbitkan buku solo
1. Bebas di penerbit mana saja
2. Tidak harus ISBN, boleh QRCBN
3. Tidak ada batas waktu
4. Tidak ada batas jumlah halaman
5. Pilih salah satu jenis buku untuk diterbitkan 
a. Menerbitkan kumpulan resume
b. Menerbitkan buku dengan tema bebas
c. Sudah menerbitkan buku solo yang terbit paling lama September 2022 dengan tema bebas
Materi dari pak Brian ditutup dengan closing statement berikut "Tulisan yang menurut kita biasa, akan menjadi luar biasa bagi orang lain"

Materi dari pak Brian dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta dan rangkumannya sebagai berikut, 

1. Resume dalam bentuk pantun atau puisi diharapkan tidak dilakukan karena pantun dan puisi pendek sehingga tidak bisa di buat resume.

2. Cetak buku antologi kalau sebagai syarat tidak bisa. Tetapi diantara materi bisa membuat buku antologi

3. Biaya penerbitan buku akan disampaikan pada saat materi

4. Menyusun naskah buku solo, tulisan di blog harus dipindah ke world dan penerbit menerimanya lewat world. 

5. Blog tidak harus blog baru. Kalau ada blog lama dan masih bisa dipakai boleh di gunakan 

Opening ceremony malam ini ditutup dengan foto bersama dan harapan semoga peserta kelas belajar menulis PGRI gelombang 27 tetap bersemangat mengikuti kegiatan hingga selesai. 







Kamis, 11 Agustus 2022

Selamat Ulang Tahun AREMA SINGO EDAN

Hari ini tanggal 11 Agustus seluruh penduduk kota malang sedang merayakan hari jadi AREMA ke-35. Arema merupakan singkatan dari Arek Malang dan  Arema adalah nama club sepak bola kebanggaan warga malang yang biasanya disebut dengan AFC atau Arema Football Club dan dilambangkan dengan logo Kepala Singa dan warna biru sebagai warna kebesarannya, warga malang memberi julukan dengan nama Singo Edan atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut juga dengan istilah seekor singa yang sedang beringas atau gila. Warga malang menyebut seperti itu merujuk pada Singo yaitu gambar atau logo yang menjadi ciri khas tim sepak bola kebanggaan warga malang dan edan lebih pada gaya para pemain Arema yang keras, lugas dan tanpa kompromi. Arema dan singo edan adalah satu kesatuan yang menjadi identitas dan saling melengkapi. Ketika seseorang menyebut Arema, pasti singo edan terselip pertama dalam pikiran. Begitu juga sebaliknya ketika kita menyebut Singo edan akan tergambar club sepak bola asal Malang dengan logo kepala singa dan warna biru sebagai warna kebesarannya. 
Kira-kira sudah 2 tahun ini setiap ulang tahun Arema, Bapak Walikota Malang membuat kebijakan untuk MEMBIRUKAN KOTA MALANG dengan cara menghimbau kepada ASN dan sekolah di kota malang untuk memakai atribut arema yang mempunyai khas warna biru. 
Dengan kebijakan tersebut, alhasil H-3 ulang tahun Arema outlet dan distro Arema di kota malang di serbu warga. Kaos, syal, topi dan berbagai macam mercandise yang lain laris manis bak kacang gorengl. Memang Arema fc sangat hebat, dalam setiap kesempatan selalu memenangkan pertandingan dan hal itulah yang membuat warga malang sangat mengagungkan dan membanggakan Arema. 
Setiap Arema bertanding, para supporter siap mendampingi dan memberi semangat.  

Peran supporter untuk kemenangan Arema memang sangat penting. Bisa dikatakan bahwa Arema selalu menang juga tidak lepas dari supporternya. Kemenangan Arema biasanya dirayakan supporter dengan melakukan konvoi berkeliling kota malang.  Hanya saja yang membuat saya kecewa adalah pada sikap beberapa  supporter yang tidak bertanggung jawab yang terkadang mengganggu pengguna jalan, selain itu juga pernah bersikap tidak baik pada warga terutama pada saat melakukan konvoi. Saya pernah mempunyai pengalaman yang tidak baik dengan supporter Arema. Pada saat itu saya baru saja pulang dari Blitar menuju malang di tengah jalan supporter Arema datang, ada beberapa diantara mereka yang tidak bertanggung jawab membunyikan klakson berkali kali dan meminta pengguna jalan untuk minggir apabila pengguna jalan tidak minggir maka kayu panjang di pukulkan pada pengguna jalan tersebut dan saat itu saya pun kena pukulan kayu itu. Sejak saat itu saya tidak suka dengan supporter Arema dan pada saat supporter melakukan konvoi atau ada kegiatan di jalan, saya memilih diam di rumah saja. 

Saya menyadari dan memang mengacungi jempol atas keberhasilan Arema FC yang selalu memenangkan pertandingan, sayapun bangga mempunyai Club sepak bola sehebat Arema FC hanya yang saya sayangkan sikap para supporter yang tidak bertanggung jawab menjadikan masyarakat setengah hati dan menimbulkan kesan negatif pada mereka. Semoga dengan bertambahnya usia, Arema Semakin Jaya dan para supporter juga semakin menyadari bahwa mereka membawa nama Arema sehingga diharapkan mereka juga menjaga nama baik Arema. Arema tidak akan bisa menjadi besar tanpa supporter dan supporter pun tidak kalah pentingnya untuk Arema. Oleh karena itu hendaknya semuanya saling menjaga supaya nama baik yang telah di sandang Arema akan terus berkibar dan singo edan akan tetap perkasa di bumi kota Malang. 
Sasaji (Salam Satu Jiwa) AREMANIA 




Minggu, 07 Agustus 2022

Healing Kemerdekaan


Healing bisa disebut dengan penyembuhan, biasanya dikaitkan dengan penyembuhan jiwa, perasaan, batin maupun pikiran. Pada saat ini, healing atau penyembuhan tersebut lebih pada bersenang-senag atau berlibur. Sebenarnya untuk bersenang-senang tidak harus dengan berlibur. Menyibukkan diri dengan tanaman, membaca buku atau mengikuti kegiatan di kampung menurut saya hal itu sudah termasuk bersenang-senang dan merefresh pikiran. Terutama pada saat menyambut HUT Republik Indonesia seperti ini, banyak cara dilakukan masyarakat untuk memeriahkannya dan biasanya hal tersebut dilakukan dengan menggelar lomba-lomba. 

Begitu juga di kampung saya, sore ini dilaksanakan lomba untuk ibu-ibu. Lombanya antara lain "nyunggi tampah" atau berjalan dengan tampah yang diletakkan di kepala, ada lagi lomba kempit balon dan yang terakhir pukul air. Saya ikut berpartisipasi, semua lomba saya ikuti tidak peduli menang atau kalah yang penting bagi saya ikut memeriahkan. Sebenarnya waktu itu saya kira saya sudah terlambat datang, tapi ternyata lomba baru saja dimulai. Tak berapa lama nama saya dipanggil dan tanpa pikir panjang lagi saya maju dan mulai ikut lomba nyunggi tampah, pesertanya 3 orang. 

Selama ini memang saya tidak pernah nyunggi tampah dan ini pengalaman pertama saya. Tampah yang berukuran sedang sudah dipersiapkan, diatasnya diberi satu bola plastik ukuran sedang. Intinya tugas kita adalah menjaga keseimbangan supaya tampah yang berisi bola tersebut tidak jatuh. Setelah aba-aba dimulai, saya segera berjalan pelan-pelan, sesekali tampah di kepala saya mulai bergeser ke kanan dan keliru mengikuti jalannya bola diatasnya. Putaran pertama saya lalui dengan aman, satu peserta sudah gugur karena tampahnya jatuh, memasuki putaran kedua, peserta ke 2 gugur juga. Tinggal saya yang masih bertahan dengan langkah pelan-pelan, padahal harusnya dipercepat langkahnya. Garis finish tinggal beberapa langkah lagi, tetapi saya sudah tidak sabar, akhirnya saya lari ke arah finish dan tampah di kepala saya jatuh. Akhirnya malah tidak bisa menang 😂. 

Lomba kedua adalah lomba kempit balon, peserta yang ikut berjumlah 4 orang. Tata cara permainannya adalah meletakkan balon diantara kaki, tugas kami adalah berjalan agak cepat dengan mencepit balon tersebut supaya tidak jatuh, siapa yang sampai finish terlebih dahulu dialah pemenangnya. Kembali nama saya dipanggil untuk ikut. Segera saya persiapkan balonnya, setelah aba-aba dimulai saya berjalan perlahan-lahan dan karena waktu itu posisi saya salah akhirnya balon yang ada di kaki saya terlepas dan saya kalah lagi 😂. Dalam hati saya kalahpun tidak apa-apa karena memang dari awal niat saya adalah untuk bersenang-senang saja. 

Tibalah lomba ke tiga dan ini lomba terakhir yaitu memukul air. Tata cara permainannya adalah beberapa kantung air di gantungkan pada seutas tali dan tugas kami adalah memukul kantong plastik yang berisi air itu dengan mata tertutup, bagi yang bisa memukul terlebih dahulu dialah pemenangnya, untuk lomba kali ini pesertanya 3 orang. 
Saya mulai mempersiapkan diri, mata saya ditutup dengan hasduk dan tongkat pemukul sudah berada di tangan saya. Setelah aba-aba dimulai, saya segera berjalan menuju kantong air tersebut, setelah saya rasa pas segera saya pukul kantong airnya dan berhasil. Saya menang di putaran ke 1, saya merasa senang sekali akhirnya saya berhasil. Setelah beberapa ibu-ibu mengikuti lomba, tibalah saatnya lomba penentuan untuk mencari juaranya dan nama saya dipanggil lagi. Setelah bersiap, saya mulai berjalan dan kali ini saya kalah karena saya tidak menemukan kantong air itu 😂. 

Ketiga lomba sudah kami lakukan, senang sekali bisa mengikuti lomba dan bertemu dengan warga sekitar. Pada intinya lomba pada saat memperingati HUT RI adalah salah satu sarana mempererat silaturahmi dengan tetangga dan warga sekitar. Menang atau kalah bukanlah hal yang penting karena yang lebih penting adalah guyub dan rukun antar warga di perumahan. 

7 Agustus 2022



Kamis, 04 Agustus 2022

Merdeka Bangsaku!


Tema Kamis menulis pada grup Lagerunal hari ini adalah Merdeka Bangsaku, Merdeka Guruku!
Dan saya masih bingung akan menulis apa yang berkaitan dengan merdeka, bangsa dan guru. Bingung mulai dari mana, akhirnya saya membuka tutup meja makan, disana saya temukan rujak cingur. Saya baru ingat kalau tadi siang suami saya bilang kalau dia beli rujak cingur untuk makan siang saya dan anak-anak, dan karena saya dan anak-anak pulang sore akhirnya baru sekarang bisa saya nikmati rujak cingur itu. 

Kalau di kota malang, rujak cingur adalah campuran lauk pauk, sayur dan saus kacang yang dipadu dengan petis dan pisang batu muda ditambah dengan bumbu-bumbu lain. Lauk pauknya biasanya terdiri dari irisan tahu dan tempe, tempe kacang (sejenis tempe-tempean yang bahan dasarnya kedelai hitam atau ampas tempe)atau tempe menjes gabus yang terbuat dari ampas tahu terkadang irisan nenas dan bengkuang juga ditambahkan supaya rujak menjadi segar dan yang utama adalah cingur sapi yang sudah di beri bumbu. Sedangkan sayurannya juga bisa bermacam-macam, bisa kangkung, selada tetapi biasanya yang selalu ada adalah taoge.
Apabila diibaratkan, lauk pauk, cingur dan sayuran tersebut adalah siswa. Siswa yang ada di sekolah dari berbagai macam ras, agama, suku bangsa dan kita tidak diperkenankan membeda-bedakan hal tersebut. Di sekolah, siswa juga diharapkan bisa bersosialisasi dengan teman-temannya, mereka diajarkan saling bekerjasama, toleransi, saling menghormati, menghargai teman dan bapak ibu gurunya. Begitu juga dalam suatu bangsa, diharapkan kita bersatu padu untuk menegakkan Indonesia supaya menjadi bangsa yang lebih maju dan berkembang  

Merdeka bisa diibaratkan lauk pauk dan sayuran tadi berkumpul menjadi satu Siswa bebas melakukan apapun dengan tidak meninggalkan aturan-aturan yang telah ditetapkan pada sekolah mereka. Seperti kurikulum merdeka saat ini yang mengharapkan siswa bisa memilih pelajaran yang diminati dengan tujuan supaya siswa dapat mengoptimalkan bakat yang dimiliki sehingga siswa bisa memberikan sumbangsih bagi bangsa. Seperti rujak cingur tadi, setiap lauk pauk dan sayuran  mempunyai peran tersendiri supaya rujak cingur memiliki tampilan yang menarik dan enak apabila di makan. 
Belum lagi bila diguyur dengan saus kacang yang dipadu dengan petis, pisang batu muda dan bumbu-bumbu yang lain, rasanya akan semakin mantap. 

Apabila diibaratkan, saus kacang tersebut adalah alat pemersatu bangsa yang mempersatukan tempe, tahu, sayuran dan cingur sehingga menjadi makanan yang nikmat dan sehat. Kalau di negara Indonesia, alat pemersatu bangsa adalah Pancasila, bendera merah putih, lambang burung Garuda, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bahasa Indonesia yang semuanya itu diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa dengan tetesan keringat dan nyawa mereka. Mereka tidak gentar terhadap musuh hanya karena ingin melihat bangsa Indonesia bersatu, maju dan berkembang menjadi negara yang maju.
Pada jaman sekarang perjuangan para pahlawan tersebut bisa dilanjutkan oleh para generasi muda dengan rajin belajar dengan mempelajari dan melestarikan kebudayaan daerah masing-masing. Karena dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, generasi muda sekarang telah melupakan "unggah-ungguh" dan tata Krama yang selalu dilakukan oleh para sesepuh kita dahulu. Selain itu pengaruh gaya hidup luar negeri dan budaya asing yang sangat pesat dan kuat menjadikan anak-anak muda jaman sekarang menjadi generasi yang lemah dan suka meniru gaya hidup luar negeri tanpa bisa memilah mana yang baik dan tidak baik.  

Hendaknya generasi sekarang bisa memilah dan memilih gaya hidup yang bagaimana yang bisa diterapkan di negara Indonesia, sehingga kita tidak mudah di provokasi karena kita memiliki prinsip yang kuat. 
Kiranya kita berharap dengan semangat kemerdekaan Indonesia yang ke-77 generasi jaman sekarang bisa meneruskan perjuangan para pahlawan dengan sikap yang baik, memiliki prinsip yang kuat dan tidak mudah meniru kebudayaan negara lain yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa, bahu membahu dan bersatu padu untuk membangun negara kita tercinta, seperti rujak cingur yang nikmat yang bisa menyehatkan jiwa dan raga kita sebagai bangsa Indonesia. 

MERDEKA !


Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...