Rabu, 31 Agustus 2022

Sopan santun Berkendara

Hari ini giliran saya mengantar ke dua anak saya sekolah. Anak saya yang ketiga bersekolah di SMP 4 Malang di jalan Veteran. Sedangkan anak saya yang ke empat bersekolah di SDN Percobaan 1 di jalan Magelang satu kompleks dengan Universitas Negeri Malang. Sekolah mereka terletak di kota malang sedangkan rumah kami terletak di Wagir kabupaten malang. 
Jarak tempuh sekolah anak-anak dengan rumah berkisar antara 20-30 menit. Oleh karena itu setiap malam saya dan suami selalu berusaha mengkondisikan anak-anak tidur setelah pukul 20.30 supaya keesokan harinya bisa bangun pagi dan tidak terkena macet. Sebab kalau kami berangkat lebih dari pkl 06.00 maka jalan raya sudah sangat padat dan resiko macet sangat tinggi. 

Sekitar pukul 04.30 pagi ini anak-anak sudah bangun. Setelah mandi dan shalat subuh mereka ganti baju dan menunggu saya yang sedang mempersiapkan sarapan sambil sesekali mengecek kembali buku-buku dan tugas yang harus dikumpulkan nanti. Setelah sarapan siap, mereka segera makan sambil menunggu saya mandi dan bersiap-siap berangkat bekerja sekaligus mengantarkan anak-anak sekolah. Hari ini suami saya terjadwal dinas pagi, sehingga tidak bisa mengantar anak-anak sekolah. 
Kira-kira sepuluh menit kemudian saya siap berangkat mengantarkan anak-anak sekaligus bekerja. Setelah berdoa, kami berangkat menuju sekolah anak-anak dengan mengendarai sepeda motor beat kesayangan saya. 

Kami berboncengan bertiga, saya tahu sebenarnya tidak boleh berboncengan bertiga, tetapi karena keterbatasan akhirnya saya nekat. Selain itu tas sekolah anak-anak juga ikut andil menjadikan motor yang kami kendarai menjadi sangat penuh 😅. Perjalanan dari rumah lumayan lancar, karena kami memang berusaha untuk berangkat pagi, hingga sampailah kami di daerah bandulan tiba-tiba dari arah depan ada seorang anak sekolah mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi. Saya perhatikan dia menghindari pengendara motor di depannya dan karena kecepatannya sangat tinggi akhirnya pada saat menghindar dan membelokkan setirnya ke kanan hampir saja dia menabrak saya dan anak-anak. Untunglah dia segera membelokkan setirnya lagi ke kiri dan akhirnya motornya zig zag dan tetap saja dia menabrak pengendara motor yang lain. Dadaku berdegup kencang, gemetar rasanya waktu itu. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi seandainya saya dan anak-anak yang ditabrak. Pada saat itu memang jalan raya sudah mulai padat dan banyak sekali orang-orang yang tahu kalau anak sekolah itu mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, sehingga banyak orang yang meneriakinya.  

Saat itu gemetar seluruh tubuh saya, dada saya pun berdegup kencang. Untunglah kebiasaan saya begitu keluar dari rumah selalu berdoa setelah itu berdzikir sepanjang perjalanan. Anak-anak saya juga saya biasakan seperti itu, sehingga tidak butuh waktu lama saya menjadi tenang dan melanjutkan perjalanan. 
Pelajaran yang bisa diambil dari kejadian tersebut adalah 
terkadang kita sudah berusaha berhati-hati dalam berkendara, tetapi orang lain lah yang tidak berhati-hati dan akhirnya malah mencelakakan orang lain.  
Itulah mengapa diadakan peraturan lalu lintas dan kita sebagai pengguna jalan diharapkan mengikuti peraturan tersebut sehingga tidak mencelakakan orang lain. Sopan santun dalam berkendara juga sebaiknya diperhatikan karena jalan raya bukan hanya milik kita tetapi milik semua orang. Setelah semua tata tertib  berkendara dilakukan, maka ikhtiar yang terakhir adalah jangan lupa untuk memasrahkan hidup kita kepada Allah, dengan berdzikir karena Allah adalah sebaik-baik pelindung. 


4 komentar:

  1. Terima kasih informasi nya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. Betul nih Bu
    Kebiasaan yang baik berdoa berzikir saat keluar rumah

    Dan mentaati lalu lintas dan tidak negebut itu penting untuk mengindari kecelakaan lalulintas

    Akhirnya merugikan banyak orang

    BalasHapus

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...