Senin, 04 Juli 2022

Menjadi Penulis Buku Mayor

Pertemuan ke-21
Kelas Belajar Menulis PGRI

Menjadi Penulis Buku Mayor?? Seperti apakah itu?? 
Pada pertemuan ke-21 ini kita semua akan diajak belajar Menjadi Penulis Buku Mayor dengan pemateri malam ini adalah bapak Joko Irawan Mumpuni

Bapak Joko adalah seorang Direktur Penerbit ANDI, Ketua IKAPI DIY, beliau juga merupakan seorang penulis bersertifikan BNSP sekaligus asesor BNSP. 
Pada kesempatan ini, kita akan belajar menulis dari penerbit, sehingga nantinya kita akan diberi pengalaman bagaimana beratnya pada saat awal menulis, ditolak penerbit hingga bangga ketika naskahnya diterima dan diterbitkan oleh penerbit mayor. Malam ini kita akan diberikan informasi tulisa-tulisan seperti apa yang diinginkan penerbit dan bagaimana cara memasukkan naskah hingga diterbitkan.   
Penerbit adalah industri kreatif yang di dalamnya ada kolaborasi insan-insan kreatif penulis, editor, layouter, ilustrator dan desain grafis. 
Berdasarkan data, orang Indonesia biasa membeli buku di toko buku 47%, format buku yang sering dibeli orang Indonesia adalah buku biasa di toko buku 75% disusul dengan buku biasa di toko online 55%, faktor utama membeli buku adalah karena desisi sendiri sebanyak 49%. Genre yang paling populer adalah thriller sebanyak 33%. Opini berdasarkan harga buku murah sebanyak 57 % dan mengapa orang membeli buku karena suka membaca sebanyak 49%. Seberapa sering orang Indonesia membeli buku beberapa kali dalam setahun sebanyak 56%. Tulisan jenis apa yang diminati kalangan pembaca dan fiksi sebanyak 75%

Perbedaan Penerbit Mayor dan Penerbit Indie

Sebelum teknologi informasi berkembang seperti sekarang ini, orang hanya mengenal Penerbit mayor dan Penerbit Minor. Masing-masing mempunyai pendapat masing-masing apa yang membedakan penerbit Mayor dan Minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh lebih banyak dibanding penerbit minor. Walaupun ada ribuan penerbit di Indonesia, namun yang telah disebut sebagai penerbit mayor hanya sedikit dan bisa dihitung dengan jari. 
Mengapa penulis lebih bangga apabila karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor? Hal tersebut karena karyanya akan dikelola secara profesional, penerbit mayor biasanya mempunyai fasilitas yang lebih baik, baik dari segi modal, percetakan, SDM dan juga jaringan pemasaran yang lebih luas. 
Supaya karyanya bisa diterima, masuk dan diterbitkan oleh penerbit mayor maka harus melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Kita ambil contoh pada penerbit ANDI, naskah yang masuk antara 300 sampai 500 naskah dan yang diterbitkan hanya antara 50-60 judul saja, sedangkan sisanya dikembalikan pada penulis atau ditolak. 

Karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang minor maupun yang mayor, maka penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang saat ini penerbit seperti ini kita sebut dengan penerbit Indie. 
Berhubungan dengan tulis menulis pasti kita sudah berada pada level teratas hanya saja setiap penulis merasa tidak percaya diri sehingga karyanya tidak muncul-muncul. Selain itu dalam proses menuju level atas harus disertai dengan usaha dan ikhtiar untuk terus mengembangkan diri dan berikhtiar supaya karyanya dapat di jadikan amal jariyah pada kehidupan mendatang.

Ketika sudah mulai ada keinginan menulis, maka pertanyaan selajutnya adalah kapan mulai menulis dan akan menulis buku apa? Pada intinya jangan sekedar menulis buku asal jadi bila tidak ingin naskah kita ditolak oleh penerbit. Kita harus tahu pertimbangan utama penerbit dalam menerbitkan buku yaitu sebagai berikut:

Dalam industri buku ini juga memiliki misi untuk menerbitkan buku-buku murah agar terwujud masyarakat yang memiliki kemampuan dan wawasan yang luas untuk membangun dan menyeimbangkan kehidupan manusia. 

Sistem Penerbitan ada 4 yaitu:
1. Penulis
2. Penerbit
3. Penyalur
4. Pembaca

Penghambat pertumbuhan industri penerbitan terdiri dari 3 hal yaitu:
1. Kurangnya minat baca 
2. Kurangnya minat menulis
3. Kurangnya apresiasi hak cipta

Dalam menentukan penerbit yang baik, perlu dilihat ciri-ciri sebagai berikut:

Hal yang di dapat penulis apabila buku sudah diterima penerbit mayor yaitu:
1. Kepuasan
2. Reputasi
3. Karir
4. Uang 

Sistem Penilaian Penerbitan
1. Editorial bobot 10%
2. Peluang Potensi Pasar bobot 50%
3. Keilmuan bobot 30%
4. Reputasi Penulis bobot 10%

Untuk mencari tema atau tulisan yang populer, ngetrend dan dibutu oleh pambaca adalah melalui Google Trend dan untuk menentukan nama penulis mempunyai nilai jual atau tidak, maka penerbit akan melacak melalui Google Cendekia. Dari Google Cendekia tersebut bisa dilihat followers akun sosmednya, jumlah pertemanan dan jumlah subscribernya. Selain itu Google Schoolar juga paling dicermati oleh penerbit


Pada kesempatan hari ini, kita akan mencoba apakah tema Batu Akik saat ini termasuk populer atau tidak. Kita ketik "Batu Akik" pada kolom Google Tend, hasilnya untuk batu akik sudah tidak populer lagi untuk saat ini, tetapi untuk 10 tahun yang lalu menjadi tren.

Syarat naskah bisa terbit adalah Tema Populer dan Penulis Populer. Penerbit mengecek penulis termasuk populer atau tidak dari berbagai sumber diantaranya adalah:
1. Berapa banyak teman/pengikut di sosmed 
2. Seberapa aktif di grup-grup yang diikuti. Alangkah baiknya jika penulis adalah admin dengan jumlah anggota ratusan ribu. 

Berapa oplah atau jumlah cetakan yang akan dibuat penerbit bisa dilihat pada kwadran berikut:
Ilmu-ilmu murni akan memiliki lifecycle yang panjang, sampai bertahun-tahun buku itu di cetak ulang terus karena laku dan tidak perlu di revisi. Market lebar artinya banyak dibutuhkan oleh masyarakat jika itu buku pelajaran maka jumlah siswa/mahasiswanya sangat banyak. Pada umumnya penerbit menggunakan selingkung semua yang ada di dunia sebagai berikut

Berikut 2 hal yang mendasari tipikal penulis yaitu:
1. Penulis Idealis
2. Penulis Industrialis

Penulis Idealis 
Adalah penulis yang memang meluapkan apa yang ingin diceritakan, dirasakan dalam kertas dan penulis idealis adalah penulis yang tidak membutuhkan uang. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Menulis tidak begitu memperhatikan kebutuhan pasar 
2. Tidak begitu suka dengan campur tangan pihak lain
3. Imbalan finansial tidak begitu diperhatikan
4. Kesempurnaan sebuah karya lebih penting dari pada produktifitas

Penulis Industrialis 
Adalah penulis yang yang tidak meluapkan apa yang ingin diceritakan, dirasakan dalam kertas dan penulis yang membutuhkan uang. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan dasar
2. Terbuka dan lapang dada terhadap segala intervensi pihak lain
3. Imbalan finansial merupakan yujuan utama
4. Terkadang penting daripada produktifitas 

Penulis Berfikiran Idealis Industrialis 
Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tetap memperhatikan kebutuhan pasar
2. Tetap berani mengambil sikap yang berbeda dengan penilis lain
3. Meskipun terbuka terhadap masukan orang lain, tetapi mempunyai pendirian yang kokoh
4. Imbalan finansial memang penting, namun tetap memperhatikan kualitas 
5. Kesimbangan antara kesempurnaan karya dan produktifitas 

Tata cara mengirimkan naskah dapat dilihat pada tampilan berikut:


Jadi kriteria penerbit dalam memutuskan suatu naskah dapat diterima atau tidak tergantung dari komposisi prosentase bobot penilaian.

Materi malam ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan rangkumannya adalah sebagai berikut
1. Kiat suatu buku agar sukses, diminati dan dibaca banyak orang adalah tema harus mengikuti trend dan penulis juga harus rajin promosi. Penulis harus memiliki blog, chanell, fanspage dll. 
Penulis pemula bisa menerbitkan buku mayor jika memilih tema yang sedang trend atau menulis dengan penulis yang sudah terkenal. 

2. Seandainya nama kita tidak terkenal di mesin pencarian google, bagaimana kita bisa menerbitkan buku pada penerbit mayor? Yaitu terus  dan memperkenalkan diri melalui sosmed. Selain itu bisa juga menulis bersama penulis yang sudah terkenal

3. Engalaman pribadi bersama anak berkebutuhan khusus termasuk jenis buku psikologi populer. 
Jumlah halaman tergantung dari jenis buku, jika buku teks minimal 200 halaman. 
Sebaiknya naskah dikirimkan pada satu persatu penerbit sambil menunggu masing- masing penerbit memberitahu keputusannya. Jika ada penerbit yang menyatakan diterima maka penulis tersebut namanya sudah dicatat oleh penerbit dan tidak akan mendapat perhatian. 

4. Trik supaya bisa tembus penerbit mayor adalah dengan memilih tema yang sedang trend. Penerbit mayor tidak menerima jasa editing.

Materi malam ini diakhiri dengan closing statement dari pemateri sebagai berikut
Terus menulis dan menulis terus. Jangan pikirkan akan ditolak penerbit. Suatu saat nanti tulisan kita akan bermanfaan bagi sesama dan kita sendiri. Minimal akan menjadi dokumen pemikiran kita.

Salam Literasi !



3 komentar:

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...