Rabu, 06 Juli 2022

Menulis Dikala Sakit

Pertemuan ke-22 Kelas Belajar Menulis 
Rabu, 6 Juli 2022


Pemateri malam ini bernama Bapak Suharto atau biasa disebut Cing Ato. Beliau menderita penyakit langka yang bernama GBS (Guillain-Barre Syndrome), GBS merupakan gangguan sistem syaraf yang menyebabkan kelemahan otot, kehilangan refleks dan bahkan kesemutan pada bagian tubuh pasien. Semangat Cing Ato untuk sehat dan bisa beraktifitas seperti sedia kala sangat hebat. Beliau tidak mau lemah karena penyakit, oleh karena itu beliau berusaha bermanfaat untuk orang lain dan melupakan sakit yang dideritanya dengan menulis. 
Cing Ato bertugas sebagai guru di MTsN 5 Jakarta Utara. Sebelum sakit beliau sudah mempunyai buku solo, pada awal menulis beliau juga merasa kesulitan merangkai kata.

Dua hal yang melatarbelakangi 
a. Adanya gerakan literasi di tempat beliau mengajar
b. Kebuntuan dalam menulis
Yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah
a. Membaca buku tentang menulis
b. Mengikuti pelatihan

Pada tahun 2016  Cing Ato ikut belajar menulis, pada tahun 2017 mulai intens hal tersebut dilakukan dengan semangat karena sejak terkena sakit, selama 1 tahun beliau tidak bisa bergerak. Selama 3 tahun 8 bulan Cing Ato berjuang untuk pulih, beliau hanya yakin bagwa Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya, Cing Ato berusaha untuk menikmati ujian tersebut dengan mensyukuri nikmat lain yang diberikan Tuhan pada beliau.

Menurut Cing Ato, sakit yang beliau alami ibaratnya sebuah permen. Pembungkusnya adalah musibah, tetapi di balik pembungkus itu Allah sudah menyediakan berjuta kenikmatan. Intinya dibalik segala sesuatu pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Berawal dari suara gawai istrinya yang tertinggal, akhirnya Cing Ato berusaha menyentuh dan dengan semangat berusaha melacak facebooknya, setelah itu beliau mulai menulis dan memposting kondisi beliau. 
Satu minggu kemudian, timbul dalam pikiran untuk menulis apa yang sedang beliau alami. Akhirnya beliau menuliskan mulai dari terserang penyakit, di rawat di rumah sakit, bagaimana menjalani pengobatan selama di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit dan tulisan ditutup sampai kembali mengajar di Madrasah 

Cing Ato menulis sesuai kronologis yang terjadi dan secara berurutan. Teman-teman beliau di dunia maya banyak yang mengapresiasi dan menanti tulisan-tulisan Cing Ato. Pada saat itu ada sahabat beliau, juga seorang narasumber menghubungi beliau. Sahabat beliau itu bertanya-tanya mengenai tulisan Cing Ato, apakah Cing Ato menulis kisah orang atau kisahnya sendiri, beliau menghubungi lewat vidcall dang mengetahui keadaan Cing Ato yang kurus dan selang menempel di mana-mana. Begitu juga dengan Om Jay yang terharu tetapi beliau salut dan mengapresiasi tulisan Cing Ato. Akhirnya Om Jay mengajak Cing Ato untuk mengikuti pelatihan menulis. Meskipun tubuh tidak mampu mengikuti, tetapi beliau tetap bisa mengikuti karena materinya melalui WA dan bisa dibaca pada siang hari. Mengikuti pelatihan belajar menulis semaik memperkaya tulisan Cing Ato dan tulisan beliau semakin hidup. 

Pada saat di rumah sakit, semua benda yang ada di sekitar rumah sakit diikutsertakan dalam tulisan beliau, benda-benda itu di visualisasikan seperti sesuatu yang bernyawa. Cerita pada saat di rumah sakit itu diberi judul "GBS Menyerangku" buku yang berisi kisah nyata perjuangan seorang guru yang bergulat dengan penyakit langka dan buku tersebut banyak peminatnya. Saat ini Cing Ato tidak berhenti di bidang menulis. Beliau merambah ke bidang desain cover buku, flayer, layout buku. Di samping ikut pelatihan menulis beliau juga mengikuti pelatihan desain cover lewat canva secara berbayar. 

Menulis pemula menurut Cing Ato
Kata siapa menulis itu mudah, menulis itu sulit. Mereka yang bilang mudah karena mereka sudah punya pengalaman. Yang sering menulis saja terkadang masih mengalami kesulitan dalam menulis. Apalagi bagi pemula. Coba tanya pada teman-teman yang belum pernah menulis dan ajak mereka menulis.Pasti mereka bilang saya tidak bisa menulis, saya tidak berbakat, saya bingung menulis apa, dan sejumlah lontaran alasan yang pasti di dapat. Cing Ato dulu pernah seperti itu, tapi beliau tidak diam saja dan bertemulah beliau dengan Om Jay. 
Pertanyaannya sederhana sekali. "pak saya bingung untuk menulis, bagaimana cara untuk mengawalinya dan mengakhirinya? Terus apa yang saya harus tulis? Ya, begitulah di antara bunyi pertanyaannya.
Beliau menjawab.
1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai
2. Tulis apa yang pernah kita alami dan rasakan.
3. Tulis apa yang ada di sekitar kita.
4. Gunakan bahasa yang sederhana yang terpenting pesan tersampaikan.

Setelah ketemu kuncinya, beliau awali menulis apa yang pernah dialami dan rasakan. 
Akhirnya menulis yang tadinya terasa sulit setelah mengetahui kuncinya menjadi mudah. Maka itu, beliau menulis buku"Menepis Kesulitan Menulis" buku ini cocok untuk penulis pemula. 
Jadi ketika orang tidak bisa menulis, karena belum mendapatkan kuncinya. Jika sudah mendapatkan, maka dengan kunci itu dia akan mudah berselancar mengarungi bahtera literasi.

Materi malam ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta dan rangkumannya adalah sebagai berikut

1. Cing ato adalah seorang motivator di lingkungan sehingga ingin memiliki buku, beliau tidak mempunyai kendala dalam menulis karena menggunakan gawai. 
Dari 1000 pembaca pasti ada 3 orang yang tidak menyukai tulisan kita tetapi hal itu biarkan saja dan jangan berburuk sangka. 
Yang terkesan dengan menulis cing ato bisa melupakan sakitnya

2. Yang menguatkan untuk segera sembuh adalah tidak mengeluhkan apa yang terjadi pada diri kita karena Tuhan tidak akan membebani makhluknya diatas kemampuannya dan selalu berpikiran positif. 
Cing ato menulis hal- hal yang dikuasai dan dialaminya dalam bentuk memori, cerpen, puisi dan pantun
Strategi untuk menghilangkan rasa jenuh adalah dengan mengingat siswa-siswa di sekolah, melihat yaotube, tiktok dan tulisan- tulisan orang lain. 

3. Yang bisa membuat tegar dan semangat menulis adalah karena cing ato ingin menjadi kebanggaan anak- anaknya, siswa-siswanya dan teman-temannya. 
Selain itu supaya ilmunya tidak hilang dan bisa dipelajari oleh generasi berikutnya. Menulis adalah salah satu ladang pahala. 

4. Semua berawal dari niat, niat yang kuat akan bisa mewujudkan sesuatu yang mustahil. 
Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain. Setiap penulis memiliki gaya tulisan yang berbeda. Sekarang tulis saja sesuatu yang kita kuasai, mulailah dari yang sederhana  untuk membuat kalimat, selain itu dibantu dengan membaca karya orang lain. Optimis adalah kunci dari kesuksesan, jika orang lain bisa maka kita juga pasti bisa.  

5. Berusaha menjadi bermanfaat untuk orang lain, pada saat sakit yang bisa dilakukan cing ato adalah membaca dan menulis di gawai. Menulis hal-hal yang positif dan membangun kepribadian akan sangat bermanfaat untuk orang lain. Beberapa buku yang di tulis cing ato diantaranya dengan tema perjalanan hidup pribadi, kepribadian hidup, percintaan (novel), buda betawi. 

Materi malam ini diakhiri dengan closing statement dari pemateri sebagai berikut
Jangan pernah takut untuk menulis, tulis saja yang anda bisa dan anda kuasai. Jangan menunggu pintar baru menulis, menulis saja dulu nanti menjadi pintar. Ketika anda menulis 80% anda sudah menuju kesuksesan, tinggal 20% untuk memperbaiki. 

Salam Literasi !


6 komentar:

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...