Senin, 28 Februari 2022

Resume Pemasaran Buku

 Hari/tanggal : Senin/28 Februari 2022

Pemateri       : Agus Subardana, SE., M.M

Moderator    : Raliyanti

Topik            : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie



Pertemuan ke-19 Kelas Menulis PGRI

Alhamdulillah telah memasuki pertemuan ke 19 kelas menulis PGRI. Setelah beberapa waktu yang lalu berkenalan dengan penerbit indie, kali ini aku dan teman-teman akan belajar mengenai Pemasaran Buku yang akan dibimbing oleh Bapak Agus, profil beliau sebagai berikut

📈 Bapak Agus Subardana, SE., M.M merupakan narasumber dari Penerbit ANDI Yogyakarta, beliau telah bekerja selama 17 tahun di Penerbit ANDI

📈 Bapak Agus menggeluti Bidang Pemasaran, S2 beliau mengambil Jurusan Managemen Pemasaran. 

Penyampaian materi dibuka dengan penjelasan Bapak Agus mengenai pentingnya buku sebagai ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran dan penyampaian informasi. Demi mempersiapkan generasi muda yang cerdas dan mempunyai minat baca yang tinggi, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah dilakukan dalam bentuk menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak dalam penerbitan buku 

Di tengah pandemi covid-19, Industri penerbitan buku skala Global justru semakin meningkat. Genre buku yang mengalami peningkatan diantaranya adalah

a. Food and Drink mencapai 33 %

b. Fiksi 9 % 

c. Leisure and Lifestyle 37 %

d. Personal Development 11 %

e. Children and Young Adult Non-Fiction 15 %

Industri penerbitan Nasional di masa pandemi ini mengalami penurunan cukup keras (Berdasarkan analisa pasar dan diungkapkan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), seperti yang dikutip dari situs resmi www.ikapi.org. Hal tersebut terjadi karena tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan. Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi Work From Home (WFH). Bahkan sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama 3 bulan dan 5%nya menyatakan sanggup bertahan selama satu tahun. 

Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa industri buku di indonesia mengalami penurunan drastis mencapai 50-80%. Penerbit ANDI Offset Yogyakarta merupakan salah satu penerbit yang masih bisa bertahan dalam gempuran pandemi beberapa genre yang masih bisa bertumbuh bersama Penerbit ANDI diantaranya adalah

a. Buku sekolah                       e. Hukum

b. Buku anak                            f. Bisnis

c. Buku memasak                    g. Parenting & Family

d. Self improvement                h. Computing & Technology

Fenomena menarik di industri penerbitan buku pada masa pendemi adalah bertumbuhnya penjualan di kanal online dan Directselling. Perubahan pola perilaku konsumen juga merupakan hal yang menarik dalam industri penerbitan buku, khususnya segmen remaja. Konsumen remaja tidak lagi melihat harga, tapi gimmick. Mereka juga ingin selalu menjadi yang pertama mendapatkan produk bukunya. 

Jenis buku yang diterbitkan sangat mempengaruhi strategi pemasaran penjualan buku. Jenis-jenis buku yang diterbitkan tersebut dikelompokkan menjadi kategori buku, penerbit ANDI juga termasuk salah satu penerbit yang menerbitkan buku dengan kategori yang cukup banyak. Dari jenis kategori buku tersebut akan dilakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis kategori buku yang diterbitkan. Strategi pemasaran biasanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

a. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat

b. Faktor Makro yaitudemografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya

Strategi pemasaran buku yang dilakukan oleh Penerbit Andi meliputi 2 hal

💫Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (Online)

1. Pentingnya Transformasi Digital

Perubahan dunia menuju era Low Touch Economyakan berdampak pada banyak hal mulai dari tempat bekerja, cara belajar-mengajar, kehidupan kelaurga hingga aktivitas sosial. Strategi utama yang digunakan adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku. Manfaat Digital Marketing antara lain

💥 Biaya relatif terjangkau/murah

💥Daya jangkau sangat luas

💥Mudah menentukan target pasar buku yang akan kita tawarkan sesuai kategori

💥Komunikasi dengan konsumen lebih mudah

💥Lebih cepat populer

💥Membantu meningkatkan penjualan

💥Mudah di evaluasi dan dikembangkan


Lima strategi yang dilakukan pada Strategi Online

💦 Melakukan pengelolaan secara intens pada buku- buku best sellernya 

💦 Menggelar program Pre Order melalui toko buku online, e-commerce maupun reseller individu. Selain itu juga menjual merchandise, e-book hingga membuat konten

💦 Melakukan optimalisasi di semua produk

💦 Melakukan optimalisasi stock produk melalui program Bundling dan online

💦 Mengelola Dead Stock (buku-buku yang tidak terjual) melalui program diskon dan Books Fair


2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas 

Penjualan lewat komunitas lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Kuncinya kita harus pro aktif komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

💫 Strategi Pemasaran Buku Serangan Darat (Offline)

🌺Strategi Pemasaran di Toko Buku

Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku, kita perlu memetakan jenis toko buku, diantaranya adalah Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern dan toko Buku Tradisional. Berikut toko buku di Indonesia yang masih aktif 


  Yang termasuk toko buku modern adalah Gramedia, toga Mas dan Gunung Agung. Untuk menyukseskan pemasaran di toko buku, maka ditempatkan marketing khusus buku di Indonesia. Berikut Tugas marketing toko buku 


 

Salah satu tugas dari sales toko buku adalah cek stock. Tujuan dari check stock adalah sebagai berikut:

Tugas lain dari marketing buku adalah menjalin kerjasama yang baik dengan toko. Tujuannya adalah sebagai berikut


Selling skill adalah hal yang sangat diperlikan seorang marketing buku Selling skill adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjual produk, baik itu berupa barang atau jasa. Selling skill sangat menentukan apa yang akan kita raih kedepannya. Sukses atau tidaknya bisnis secara tidak langsung juga dipengaruhi kemampuan kita menjual produk yang kita miliki. Menganalisa toko buku juga diperlukan, salah satunya adalah menganalisa konsumen yang datang. Analisa ini penting karena dengan banyaknya konsumen yang datang maka kita bisa menentukan konsumennya kebanyakan untuk kalangan apa, sehingga kita bisa menyiapkan display yang akan diberikan 

Untuk mempertajam pemasaran di toko buku dapat dilakukan Strategi Promosi. 
Di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan, antara lain :
🍄Menguasai display buku, supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .
🍄Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner
🍄Mengadakan Bedah Buku, Talkshow dan potongan harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
🍄Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,  Program TAB, Program TAM, dll)
🍄Kuncinya kita pro aktife komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

Program promosi buku dapat dibagi bermacam-macam antara lain, program ramadhan, program tahun ajaran mahasiswa baru, program tahun ajaran baru siswa SD,  SMP,SMA dan program akhir tahun. Program-program itu harus direncanakan dengan baik supaya anggarannya dapat dikelola semaksimal mungkin  

💫Directselling atau penjualan langsung

Cara ini dilakukan untuk mengurangi biaya iklan, menghindari biaya overhead,  dan membangun hubungan pelanggan yang tahan lama dan berjangka panjang. Produk yang dijual secara langsung biasanya tidak ditemukan di lokasi ritel tradisional. Satu-satunya cara membelinya dalah dengan menemukan distributor atau perwakilannya 

Jenis kategori penjualan buku lewat directselling dibagi menjadi beberapa target pasar diantaranya yaitu:

🌷Buku pendidikan (Buku mata pelajaran utama dan pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK)

🌷Buku teks perguruan tinggi untuk semua mata kuliah

🌷Buku referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, Perguruan tinggi dan umum 

Tugas Directselling tersebut adalah bertanggungjawab sesuai maping areanya masing-masing diantaranya adalah:

💢 Melakukan kunjungan langsung ke tiap sekolah PAUD-TK, SD, SMP, SMA, SMK

💢 Melakukan kunjungan ke Kampus/Perguruan Tinggi  untuk menemui Dosen, Kaprodi, Dekan,  LPPM dan kepada Rektor .

💢Melakukan Kunjungan ke Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.

Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.

Dari penjelasan tersebut, aku semakin memahami bahwa ternyata menjadi seorang marketing terutama yang bergerak dalam penerbitan buku tidak mudah. Dengan demikian diharapkan kita akan menghargai dan bisa berkontribusi dalam penerbitan buku-buku kita. 

Salam Literasi !







Jumat, 25 Februari 2022

Balada Ikan Goreng








Sudah bosan rasanya aku menunggu berjam-jam. Memang benar orang bilang menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan,
 "kalau bukan karena aku membutuhkan pekerjaan itu, sudah dari tadi aku pergi dari tempat ini" bisikku dalam hati. Dari awal aku datang, sudah banyak orang yang antri, memang pekerjaan itu sangat menjanjikan sehingga banyak orang yang tertarik untuk mencoba, termasuk aku. 
Ku perhatikan beberapa orang lalu lalang membereskan berkas lamaran mereka yang belum lengkap. Beberapa orang lagi sedang bercakap-cakap di dekat pintu masuk sebuah ruangan. Di depan pintunya tertulis "ruang interview". Ku hitung masih sekitar 30 orang lagi denganku yg antri akan masuk ruangan itu. 

Aku menghela nafas panjang, begitu beratnya sebuah perjuangan untuk memperbaiki masa depan. 
"Di era online jaman sekarang, ternyata masih ada juga melamar pekerjaan dengan cara jadul begini" pikirku lagi
Ku kira dengan datang lebih pagi aku bisa dapat nomor antrian awal, tetapi ternyata sama saja. 
"Masih 25 orang lagi " bisikku lagi. Aku berusaha menenangkan diri, diantara bunyi krucuk-krucuk yang lamat-lamat ku dengar. Ku alihkan perhatianku dengan melihat-lihat sekeliling tempat itu. Untunglah yang membawa nomor antrian nantinya akan dipanggil, kalau tidak aku tidak akan mungkin bisa berkeliaran untuk meredakan kebosananku saat menunggu antrian.

Gedung interview ini memang tidak begitu besar, tetapi luas sekali. Gedungnya berada di tengah dan di sekitarnya terlihat beberapa taman yang ditata sangat rapi. Agak menyesal rasanya, kenapa tidak dari tadi aku jalan-jalan ke taman yang sangat indah ini. Segera kulangkahkan kakiku menyusuri taman bunga yang asri itu sambil sesekali mencium bunga mawar yg sedang bermekaran disana. Pelan-pelan sekali aku memegang tangkainya, khawatir kalau bunganya rontok. Sesekali kusempatkan untuk foto selfie,  dengan senyum mengembang ku teruskan jalan-jalanku. Sejenak aku melupakan antrian interviewku karena terkesima dengan taman bunga itu. Dari jauh sayup-sayup terdengar nomer antrian 20 sedang dipanggil. 

Kini langkahku berhenti pada sebuah gazebo dengan kolam ikan di bawahnya. Kolam ikan itu juga terlihat jernih, menandakan bahwa kolam itu selalu terawat. Terlihat makanan ikan mengapung diatasnya sepertinya ikan-ikan itu baru saja diberi makan. Sambil melepas lelah setelah berjalan-jalan, aku duduk di gazebo itu, bunyi krucuk-krucuk mulai terdengar lagi tapi aku abaikan ah ... masih pukul 11. 00 pikirku waktu itu. Sambil bersandar pada tiang penyangga, aku perhatikan ikan-ikan yang sedang berenang di kolam itu, mereka dengan lincahnya berenang kesana kemari. 

Tak berapa lama, dari kejauhan aku melihat dua orang wanita membawa nampan, berjalan menuju ke arahku. Sepertinya nampan itu berisi makanan dan minuman, karena aku tidak merasa memesan apa-apa aku berpura-pura tidak memperhatikan ke dua orang wanita tadi. Begitu mereka berada di depanku, mereka bilang
"Mbak, ini pesanannya mbak sudah datang" 
"Lho, saya ndak pesan ini mbak. Lagi pula saya kesini dalam rangka mau interview. Saya tahu kok kalau disini bukan rumah makan" kataku menjelaskan. Sekilas kulirik nampan berisi makanan itu, terlihat beberapa ikan goreng yang sangat masih hangat dan menggoda, dengan nasi, sambal dan lalapan. Sedangkan mbak satunya membawa nampan berisi beberapa minuman, ada air mineral dan es degan disana. Melihat menu lengkap itu perutku kembali konser dan semakin hebat. 
"Kami ndak tahu mbk, kami cuma diminta untuk mengantarkan ini pada mbk" kata salah satu dari mereka.
"Apa memang salah satu fasilitas interviewnya adalah diberi makan siang?" tanyaku masih kekeuh berusaha menolak hantaran makan siang itu.
"Sekali lagi kami mohon maaf, kami hanya diminta untuk mengantar makanan ini" kata mereka sambil meletakkan nampan-nampan itu di depanku dan meninggalkan aku bersama nampan-nampan nan menggoda itu.

Aku semakin kebingungan, antara aku memang sedang lapar tetapi aku juga tidak mau memakan makanan itu sebelum jelas dari siapa. Ku garuk kepalaku yang tidak gatal, aku menoleh ke kanan dan kekiri siapa tahu ada orang yang bisa kutanya mengenai hal ini. Tapi rupanya tidak ada orang sama sekali yang bisa aku tanya. Karena perutku sudah tidak dapat dikondisikan, tanpa pikir panjang lagi aku makan lalapan ikan goreng tersebut. Mantap sekali rasanya, perpaduan ikan yang baru saja matang dengan nasi hangat dan sambal terasa sangat nikmat di lidahku. Begitu juga dengan es degannya yang benar-benar segar  membuat makan siangku kali ini sangat istimewa. 3 Ekor ikan goreng telah masuk dengan sukses dalam perutku, air mineral dan es degan juga telah tandas. 
"Lalu ini gimana" bisikku saat melihat nampan-nampan itu telah kosong. Ah ... nanti saja lah, kalau aku sudah mau balik saja pikirku lagi. 

Setelah makan, aku kembali bersandar di tiang gazebo sambil kembali melihat ikan-ikan yang sedang berenang. Tak berapa lama mataku mulai mengantuk, kira-kira setengah jam aku memejamkan mata, tiba-tiba ada yang membangunkanku 
"Mbak, bangun mbak" 
Aku berusaha membuka mataku yang masih lengket, sambil menerjap-nerjapkan mata aku melihat laki-laki yang tadi membangunkanku
"Iya, ada apa mas?" tanyaku
"Mbak tidur disini sudah lama lo. Mbak apa gk pulang, sekarang sudah siang" kata mas itu lagi. Seketika aku terkejut
"Lho, saya barusan tidur mas. Lagipula saya disini juga nunggu antrian mau interview" kataku menjelaskan. 
"Interviewnya hari ini sudah selesai mbak, sekarang sudah jam 2 lebih. Besok interviewnya dilanjut lagi" kata mas itu menjelaskan. 
"Sudah selesai bagaimana, tadi saya denger dari sini masih antrian nomer 20" kataku tidak mau kalah dan berusaha menjelaskan
"Nomer antrian mbak berapa" masnya bertanya lagi
"Saya nomor 30" jawabku sambil menunjukkan nomor antrian padanya
"Ooww dari tadi sudah dipanggil-panggil, karena ndak ada jawaban akhirnya nomer selanjutnya yang datang" kata mas itu lagi. 
Aku masih berusaha memulihkan kesadaranku, kulirik jam tangan yang ada di pergelangan tanganku pukul 14.30 tertulis disana. Lemas sudah badanku, berarti tadi aku bermimpi, dan ikan-ikan goreng itu pun hanya mimpi. Ku cari nampan bekas makanku tadi ternyata memang tidak ada, dan keadaanku saat ini sama persis saat aku bersandar di tiang gazebo dan memperhatikan ikan-ikan yang berenang tadi. Setelah benar-benar sadar,
"Iya mas, makasih sudah membangunkan saya" kataku sambil meninggalkan tempat itu. 

 


Resume Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Hari/tanggal : Jumat/25 Februari 2022

Pemateri       : Raimundus Brian Prasetyawan, S. Pd

Moderator    : Rosminiyati

Topik            : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie



Pertemuan ke 18 Kelas Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24

Tak terasa sudah pertemuan ke 18, ilmu yang aku dapatkan juga semakin bertambah, dengan dukungan, dan semangat berliterasi yang ditularkan teman-teman  profesi sejenis, membuat kelas menulis ini menjadi semakin berwarna dan bermakna. 

Pada pertemuan ke 18 ini, aku bersama teman-teman masih diajak belajar mengenai Penerbit Indie, yang nantinya akan sangat berpengaruh pada saat kami akan menerbitkan buku-buku solo yang kami hasilkan. Pada kesempatan kali ini, pematerinya adalah bapak Brian. Berikut profil beliau 

Raimundus Brian Prasetyawan, S. Pd lahir di jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Memulia aktifitas menuli ketika blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future". 

Riwayat Pendidikan

SD Strada Kampung Sawah (1998-2004)

SMP Strada Kampung Sawah (2004-2007)

SMA Pangudi Luhur II Servasius (2007-2010)

PGSD Unika Atma Jaya Jakarta (2010-2014)

Riwayat Pekerjaan

Guru SD Santo Mikael, Jakarta (2014-2015)

Guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta (2015-sekarang)

Buku Solo:

1. Blog Untuk Guru Era 4.0 (Januari 2020)

2. Aksi Literasi Guru Masa Kini (Mei 2020)

3. Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari (Juni 2020)

Prestasi

1. Juara II Lomba Blog Diaryclare Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya (2013)

2. Penulis Terbaik II Buku Antologi Rona Rasa (2020)

3. 20 Naskah terpilih Buku Antologi Kembara Bakti

4. 38 Naskah terpilih Buku Antologi Jejak Keberhasilan

5. Parasamya Susastra Nugraha 2020

6. Juara II Lomba Best Practice PGRI Kec. Kemayoran (2021)

Pengalaman Organisasi:

Relawan Pengurus Pelatihan Belajar Menulis PGRI bersama Om Jay

Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional

Ketua KKG Kelas 5 Binaan IV Kec. Kemayoran

Berdasarkan profil beliau, pemateri kita kali adalah sosok yang sangat luar biasa. Tidak perlu menunggu lama, kita langsung belajar dengan materi Menerbitkan Buku Semakin Mudah dengan Penerbit Indie

Pada awal pertemuan pemateri menyapa peserta dan menceritakan bahwa beliau merupakan alumni Kelas Menulis PGRI gelombang 4. Pemateri juga memberikan semangat kepada peserta bahwa pada masa sekarang ini menerbitkan buku sangat mudah karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dll. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut, karena bersama penerbit indie Naskah pasti diterbitkan dan Proses penerbitan mudah dan cepat.

Ciri-ciri Penerbit Indie

1. Tidak ada seleksi karena semua jenis naskah diterima

2. Proses terbitnya cepat antara 1 - 3 bulan 

3. Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan fasilitas penerbitan

4. Biaya Cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis

5. Penulis menentukan sendiri harga bukunya 

6. Tidak memasarkan buku ke toko buku 

7. Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris

Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan tetapi hal itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie.

1. Biaya penerbitan

2. Fasilitas penerbitan

3. Batas maksimal jumlah halaman

4. Ketentuan dan Biaya cetak ulang

5. Apakah dapat Master PDF

6. Lama penerbitan

7. Jumlah buku yang didapat penulis

Berikut penerbit yang disarankan Pak Brian

Perbedaannya terletak pada huruf yang di cetak tebal. Pada penerbit Depok ada paket gratis, tapi ada minimal cetak 40 eksemplar. Paket ini biasanya dipakai untuk sekolah yang memang cetak banyak. Sehingga tidak perlu memikirkan biaya penerbitan lagi. Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, dan tidak berencana cetak ulang, untuk pribadi saja, sehingga  tidak perlu jumlah buku yang banyak. 

Sedangkan pada Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.


Berdasarkan materi yang disampaikan Pak Brian, kita jadi semakin tahu berbagai macam penerbit dan fasilitas-fasilitas yang diberikan. Tinggal kita akan memilih penerbit yang mana, yang sesuai dengan keinginan kita. Pada intinya, sebelum menerbitkan buku kita harus memperhatikan dengan tepat syarat-syarat yang di tentukan oleh penerbit. Kerjasama yang baik antara penulis dan penerbit akan sangat menentukan keberhasilan dan kesuksesan penerbitan buku solo kita. 

Salam Literasi !

Rabu, 23 Februari 2022

Resume Mengenal Penerbit Indie

 Hari/tanggal : Rabu, 23 Februari 2022

Pemateri       : Bapak Mukminin, S.Pd., M. Pd

Moderator    : Ibu Helwiyah 

Topik             : Mengenal Penerbit Indie




Pertemuan ke-17 Kelas Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24


Pertemuan ke 17 malam ini, aku bersama teman-teman diajak untuk Mengenal Penerbit Indie bersama Bapak Mukminin. Beliau ahli dalam bidang penerbitan buku dan beliau sangat antusias untuk membantu teman-teman yang berniat untuk menerbitkan bukunya. Curiculum vitae Bapak Mukminin adalah sebagai berikut:


1. Terlahir dengan nama Mukminin, S.Pd., M.Pd, beliau lahir di Jombang pada tanggal 6 Juli 1965. Beliau lulus D2 IKIP Negeri Surabaya pada tahun 1987. Lulus S1 IKIP PGRI Tuban pada tahun 1998. S2 beliau tempuh di UNISDA Lamongan pada tahun 2012 dengan mengambil Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 

2. Pekerjaan beliau 

1.Guru (PNS ) di SMP I Kedungpring Lamongan sejak 1989-2021 (32 th) sampai sekarang.  

2. Konsultan Umroh dan Haji Plus PT. ARMINAREKA PERDANA CABANG LAMONGAN 

3. Penulis buku di usia 55 tahun 

4. DIREKTUR PENERBIT BUKU KAMILA PRESS LAMONGAN 

5. Pengalaman Berorganisasi:

    A. Pengurus PGRI Kec. Kedungpring 

    B. Pengurus KOMNASDIK Kab. Lamongan


6. Bapak Mukminin mempunyai beberapa pengalaman, diantaranya adalah : 

     A. Menjadi Nara sumber belajar menulis online di WA grup PGRI asuhan Bapak Wijaya Kusumah,            M.Pd., ( Om Jay). 

     B. Menjadi Nara sumber di Pelatihan menulis buku ber-ISBN bersama tim ( Ibu Noralai Purwa                    Yunita,M.Pd,  Kang Haji Encon Rahman,S.Pd., Bpk Sudomo, S.Pt., Wijaya Kusumah,M.Pd.,                    Sudah berjalan 6 gelombang.

       Penghargaan yang diterimanya diantaranya adalah:

      1. Tanda Kehormatan SATYALANCANA KARYA SATYA XX TAHUN dari Presiden Susilo                          Bambang Yudhoyono tahun 2010.

      2. Anugrah Parasamnya Suratma Nugraha (Guru Penggiat Literasi) dari KPPJB ( Komunitas                      Pengajar Penulis Jawa Barat)  17 November 2021.

      3. Anugrah Parasamnya Susastra Nugraha (Guru Penulis) dari PKKJB (Komunitas Pengajar                      Penulis Jawa Barat)  17 November 2021.

       Beliau memiliki Hobi membaca dan menulis.

7. Buku yang telah diterbitkan 

    A. Buku Solo : 

        1. Buku solo 55 Pantun Nasihat  th.2020 penerbit Kelompok Majas Bojonegoro. 

        2. Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Para Pakar.  Penerbit Kamila Press 2020

        3. Kidung Hati ( Kamila Press Lamongan, 2021) 

        4. LARON Kumpulan Puisi 2.0 ( KAMILA PRESS LAMONGAN, 2022)

dan masih banyak lagi karya-karya beliau 

Kegiatan dibuka dengan sapaan pemateri pada peserta dan teman-teman beliau yang tergabung dalam gelombang 8 kelas menulis PGRI. Setelah menyapa peserta, pemateri  melanjutkan  dengan menceritakan pengalaman beliau yang menulis pada 2 tahun yang lalu. Hal tersebutlah yang membuat penulis berusaha untuk mengajak peserta supaya lebih bersemangat dalam menulis dan menerbitkan buku.

Pada awal kegiatan, pemateri melontarkan pertanyaan kepada peserta. Pertanyaan tersebut adalah "Sebutkan 4 alasan seseorang menulis buku " dan pertanyaan tersebut mendapat jawaban yangbermacam-macam dari peserta, diantaranya adalah:

1. Menyalurkan hobi

2. Menyampaikan ide atau gagasan sendiri

3. Kata pribahasa manusia mati meninggalkan nama jadi wajib menulis

4. Menyebarkan kebaikan melalui ilmu kepada orang lain

Menurut pemateri, menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku supaya  bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. 

Supaya terlatih, menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kita terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Berikut beberapa Kata-kata Mutiara yang dapat motivasi diri:

1."Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Setelah itu mari kita pahami cara menulis dan menerbitkan buku.

Untuk mewujudkan itu  memang butuh ketekunan,  perjuangan dan juga tekad serta  motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dan terus bersemangat dalam berkarya.

Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yg harus dilalui: 

1. Prawriting

a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dan peka terhadap sekitar ( Pay attention).

b. Penulis harus kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting 

Penulis mulai membuat Draf ( outline buku/ daftar isi buku) dilanjutkan menulis naskah buku sesuai  draf tadi.  

Menulis harus sesuai dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yang perlu ditambahkan. 

4. Editting/ Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai denga EBBI. 

5. Publikasi  

Jika tulisan yang berupa naskah buku sudah yakin, maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Penerbit ada 2 Penerbit Mayor dan Penerbit Indie 

Perbedaannya adalah sebagai berikut:

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

💥Penerbit mayor 

 Mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

💥Penerbit indie 

Hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD (Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

💥Penerbit mayor

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

💥Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan, tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

💥 Penerbit mayor  

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

💥Penerbit indie 

Profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit. Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus), menjaga mutu cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet (bookpaper).

4.  Waktu Penerbitan

💥Penerbit mayor 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

💥Penerbit indie :

 Penerbit indie kan segera memproses naskah yang telah diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena memang, penerbit indie tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Penerbit indie menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

💥Penerbit mayor 

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

💥Penerbit indie : 

Umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

💥Penerbit mayor  

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

Penerbit indie 

Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.


Pemateri memperkenalkan penerbit indie milik beliau sebagai referensi untuk menerbitkan buku.

Penerbit milik pemateri bernama Penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN 

melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 

Ada beberapa Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Mengirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, nafkah, daftar pustaka, biodata penulis dengan  fotonya dan sinopsis 

2. Diketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf 

Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com


Penerbitan milik Pemateri juga melayani cetak ulang dari penerbit lain.

Fasilitas yang ditawarkan antara lain adalah:

Dibuatkan cover buku, layout, Edit, sertifikat Penulis buku, PO buku. Dapat buku ISBN sesuai pesanan. Cetak 10 dapat 10 buku yg 2 buku ke PERPUSNAS tanggung jawab Kamila Press.


Kegiatan Kelas Menulis malam ini ditutup dengan pertanyaan-pertanyaan dari peserta.

Kesimpulan dari pelajaran hari ini adalah, dengan mengenal penerbit mayor dan penerbit indie dan perbedaan keduanya, kita jadi tahu dan diharapkan bisa memutuskan akan menerbitkan buku melalui penerbit yang mana yang sesuai dengan keinginan kita. Semoga materi pada malam hari ini akan semakin menambah semangat kita dalam berliterasi. 

Salam Literasi ! 

Senin, 21 Februari 2022

Resume Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Hari/tanggal : Senin, 21 Februari 2022

Pemateri       : Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd.

Moderator    : Bapak Muliadi 

Topik             : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis




Pertemuan ke-16 Kelas Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24

Pada pertemuan ke 16 ini, aku mendapat ilmu lagi mengenai Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis yang dibawakan oleh Bapak Yulius Roma Patandean, S. Pd. Berikut profil beliau:

💽Bapak Yulius adalah seorang Penulis & Editor Profesional asal SMAN 5 Tator, beliau lahir  lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Beliau menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sedang melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Beliau adalah guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015. 

💽Bapak Yulius, adalah seorang penulis yang cukup produktif. Beberapa buku telah berhasil diterbitkan seperti Guru Menulis Guru Berkarya (Penerbit Eduvation, 2020). Buku kedua yaitu Digital Transformation yang diterbitkan oleh salah satu penerbit mayor, penerbit ANDI Offset.

Kegiatan dibuka dengan sapaan pemateri kepada peserta kelas menulis, Pemateri menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada peserta yang sangat antusias mengikuti materi hari ini. 
Dalam menyusun dan menyelesaikan tulisannya, Bapak Yulius masih memperhatikan CLBK, apakah CLBK itu?
C = COBA, Menulis tidak bisa menjadi  bisa karena biasa semata, tetapi harus ada ada percobaan. Dengan mencoba maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

L = LAKUKAN, Percobaan mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran, Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, bairkan ide itu mengalir bersama jari-jari mungil kita. Melakukan proses lebih dalam membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan ditulis.

B = BUDAYAKAN, Menulis juga harus menjadi budaya yang menyatu dalam perjalanan hidup saya dan teman-teman. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya. Sebuah buku yang terbit dari penerbit.

K = KONSISTEN, Budaya seperti yang khalayak ramai pahami tentunya adalah kebiasaan. Menjadi kebiasaan belum tentu pula akan memberi dampak positif jika tidak ada konsistensi pelakunya. KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis yang saya anut. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam prakteknya.

Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten, inilah yang sebut pemateri sebagai CLBK dalam menulis. Istilah ini boleh menjadi pemberi semangat dan pendorong kepada teman-teman untuk memulai, meneruskan dan menciptakan karya tulisan.

Cara sistematis yang dilakukan pemateri dalam menyelesaikan tulisan adalah dengan melakukan seperti yang terdapat dalam tautan berikut https://youtu.be/eePQwyHAcjw mengenai Cara Membuat Daftar isi, Kutipan dan Daftar Pustaka secara Otomatis

Kemudian ada tambahan materi pada tautan berikut https://youtu.be/jXPr59aWJSc mengenai Cara membuat judul, bab dan sub judul tulisan secara otomatis. 
Menyelesaikan tulisan akan terjadi oleh karena konsistensi dalam menulis. Jadi, romansa menulis terasa indah ketika CLBK menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses mengumpulkan percikan-percikan ide kita, kemudian kita susun secara sistematis.

Materi malam ini ditutup dengan tanya jawab dengan peserta kelas menulis PGRI

Salam Literasi !

 



Jumat, 18 Februari 2022

KONSEP BUKU NON FIKSI

Hari/tanggal : Jumat , 05 Oktober 2021

Pemateri       : Ibu Musiin, M.Pd.

Moderator    : Ms Phia

Topik             : Konsep Buku Non Fiksi.



Pertemuan ke -15 Kelas Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24


Kelas manulis telah sampai pada pertemuan ke 15, banyak hal-hal yang telah kudapat. Selain ilmu menulis juga teman-teman dari berbagai penjuru tanah air  yang sangat bersemangat untuk bersama-sama belajar demi anak-anak bangsa dan Indonesia tercinta. 

Malam ini materi pelajaran kita adalah mengenai Konsep Buku Non Fiksi yang akan disampaikan oleh Pemateri Ibu Musiin yang lebih akrab dipanggil Ibu Iin. 

Profil Ibu Iin sebagai berikut:

🌺Ibu Musiin atau biasa dipanggil Bu Iin oleh orang-orang di sekitarnya memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling dan memasak. Beliau lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998.

🌺Pertama kali beliau masuk sekolah di tahun 1977 – 1983 di SDN Kras I Kediri. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMPN Kras dari tahun 1983-1986 dan sekolah lagi ke SMAN 4 Kediri lulus tahun 1989. Dari tahun 1989-1994. Beliau melanjutkan ke IKIP Negeri Malang Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Pendidikan Strata II ditempuh di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009. 

🌺Kecintaan akan profesi guru Bahasa Inggris membawanya menempuh Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015. 

🌺Pengalaman mengajar beliau dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang. 

🌺Di lingkungan dunia pendidikan, beliau aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri

🌺Selain mengajar, beliau  juga founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI yang berdiri sejak tahun 1991.Organisasi ini bergerak dalam bidang

🌺Pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya UMKM bekerja sama dengan Bank Indonesia Surabaya dan Pemberdayaan Pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin, posyandu, anak sekolah bekerja sama dengan World Food Program (UN-WFP) di wilayaj Surabaya, Gresik dan Sidoarjo ekonomi masyarakat, khususnya UMKM bekerja sama dengan Bank Indonesia Surabaya, juga beliau lakoni 

🌺Selain itu beliau juga aktif dalam kegiatan Pemberian bantuan susu bagi anak-anak SD bekerja sama dengan Susu Ultra dam Departemen Pertanian Amerika Serikat. Pelatihan Sekolah Ramah Anak bagi guru-guru SD di Kabupaten Sampang bekerja sama dengan UNICEF. Pendidikan lingkungan dan daur ulang sampah bekerja sama dengan Tetra Pak Indonesia dan TP UKS Propinsi Jawa Timur dan Pengadaaan perpustakaan kampung, dan toilet di kampung-kampung Surabaya donasi dari UN WFP

🌺Dalam bidang kewirausahaan, Bu Iin merupakan founder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi untuk pendistribusian produksi Indomarco dan Indolakto Pasuruan. Selain itu PT In Jaya merupakan pemasok bahan baku tebu bagi pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri dan masih banyak lagi aktifitas-aktifitas beliau di masyarakat


Tibalah kita pada materi malam ini. Kegiatan dimulai dengan sapaan dari pemateri kepada Om Jay, moderator dan peserta karena telah diberi kesempatan berbagi ilmu. Ibu Iin menyampaikan bahwa beliau berhasil mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri. Beliau menyampaikan bahwa KETAKUTAN ITU TERNYATA MELEMAHKAN POTENSI UNTUK MENULIS.

Beberapa ketakutan yang dirasakan adalah:

1. Takut tidak ada yang membaca

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat dalam tulisan

3. Merasa karya orang lain lebih bagus

dan Ibu Iin telah berhasil mengalahkan ketakutan-ketakutan tersebut dengan masuk kelas menulis Om Jay

Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Menulis bukan keterampilan yang mudah, berbagai penelitian bahas amenunjukkan bahwa diantara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku maka akan lahir CINTA MENULIS

Dalam penulisan Buku Non Fiksi ada 3 pola yaitu:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) Contohnya pada buku pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses) contohnya Buku Pandauan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir) pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan/kumpulan bab, yang dalam hal ini antar bab setara

Pola yang dipakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah menggunakan pola Klaster. 

Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah yaitu

1. Pratulis

adapun langkah-langkahnya adalah

1. Menentukan tema                                                    6. Menyusun daftar

2. Menemukan ide                                                        7. Meriset

3. Merencanakan jenis tulisan                                   8. Membuat Mind Mapping

4. Mengumpulkan nbahan tulisan                             9. Menyusun kerangka

5. Bertukar pikiran 

Tema dari buku non fiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lain-lain

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

Jika ide itu datang segera ditulis, karena ide itu mudah datang dan juga mudah pergi. Tema yang di angkat di buku Bu Iin adalah mengenai pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang di peroleh dari literasi di internet

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka sebagai berikut:

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis


Langkah kedua

Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan


Langkah ketiga

Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2. Memeriksa gambaran besar dari naskah


Langkah keempat 

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan

2. Tata bahasa

3. Diksi

4. Data dan fakta

5. Legalitas dan norma


Hambatan-hambatan dalam menulis 

1. Hambatan waktu

2. Hambatan kreativitas

3. Hambatan teknis

4. Hambatan tujuan

5. Hambatan psikologis


Banyak cara mengatasi hambatan untuk menulis. Solusi itu ada di diri kita sendiri.

1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi

Menurut bunda Iin, menulis ibarat memasak di dapur. Semua bahan masakan telah tersedia. Menunggu chef memasaknya. Begitu pula dengan menulis. Semua materi, dan ilmu telah kita terima.  Menunggu tangan-tangan kreatif untuk meramunya. Apakah tulisan kita berasa  pedas, asin, hambar. Tentu saja citarasanya mengikuti kita yang meramunya.

Salam Literasi !






Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...