Jumat, 18 Februari 2022

KONSEP BUKU NON FIKSI

Hari/tanggal : Jumat , 05 Oktober 2021

Pemateri       : Ibu Musiin, M.Pd.

Moderator    : Ms Phia

Topik             : Konsep Buku Non Fiksi.



Pertemuan ke -15 Kelas Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24


Kelas manulis telah sampai pada pertemuan ke 15, banyak hal-hal yang telah kudapat. Selain ilmu menulis juga teman-teman dari berbagai penjuru tanah air  yang sangat bersemangat untuk bersama-sama belajar demi anak-anak bangsa dan Indonesia tercinta. 

Malam ini materi pelajaran kita adalah mengenai Konsep Buku Non Fiksi yang akan disampaikan oleh Pemateri Ibu Musiin yang lebih akrab dipanggil Ibu Iin. 

Profil Ibu Iin sebagai berikut:

🌺Ibu Musiin atau biasa dipanggil Bu Iin oleh orang-orang di sekitarnya memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling dan memasak. Beliau lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998.

🌺Pertama kali beliau masuk sekolah di tahun 1977 – 1983 di SDN Kras I Kediri. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMPN Kras dari tahun 1983-1986 dan sekolah lagi ke SMAN 4 Kediri lulus tahun 1989. Dari tahun 1989-1994. Beliau melanjutkan ke IKIP Negeri Malang Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Pendidikan Strata II ditempuh di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra mulai tahun 2006-2009. 

🌺Kecintaan akan profesi guru Bahasa Inggris membawanya menempuh Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015. 

🌺Pengalaman mengajar beliau dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang. 

🌺Di lingkungan dunia pendidikan, beliau aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri

🌺Selain mengajar, beliau  juga founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI yang berdiri sejak tahun 1991.Organisasi ini bergerak dalam bidang

🌺Pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya UMKM bekerja sama dengan Bank Indonesia Surabaya dan Pemberdayaan Pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin, posyandu, anak sekolah bekerja sama dengan World Food Program (UN-WFP) di wilayaj Surabaya, Gresik dan Sidoarjo ekonomi masyarakat, khususnya UMKM bekerja sama dengan Bank Indonesia Surabaya, juga beliau lakoni 

🌺Selain itu beliau juga aktif dalam kegiatan Pemberian bantuan susu bagi anak-anak SD bekerja sama dengan Susu Ultra dam Departemen Pertanian Amerika Serikat. Pelatihan Sekolah Ramah Anak bagi guru-guru SD di Kabupaten Sampang bekerja sama dengan UNICEF. Pendidikan lingkungan dan daur ulang sampah bekerja sama dengan Tetra Pak Indonesia dan TP UKS Propinsi Jawa Timur dan Pengadaaan perpustakaan kampung, dan toilet di kampung-kampung Surabaya donasi dari UN WFP

🌺Dalam bidang kewirausahaan, Bu Iin merupakan founder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi untuk pendistribusian produksi Indomarco dan Indolakto Pasuruan. Selain itu PT In Jaya merupakan pemasok bahan baku tebu bagi pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri dan masih banyak lagi aktifitas-aktifitas beliau di masyarakat


Tibalah kita pada materi malam ini. Kegiatan dimulai dengan sapaan dari pemateri kepada Om Jay, moderator dan peserta karena telah diberi kesempatan berbagi ilmu. Ibu Iin menyampaikan bahwa beliau berhasil mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri. Beliau menyampaikan bahwa KETAKUTAN ITU TERNYATA MELEMAHKAN POTENSI UNTUK MENULIS.

Beberapa ketakutan yang dirasakan adalah:

1. Takut tidak ada yang membaca

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat dalam tulisan

3. Merasa karya orang lain lebih bagus

dan Ibu Iin telah berhasil mengalahkan ketakutan-ketakutan tersebut dengan masuk kelas menulis Om Jay

Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Menulis bukan keterampilan yang mudah, berbagai penelitian bahas amenunjukkan bahwa diantara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku maka akan lahir CINTA MENULIS

Dalam penulisan Buku Non Fiksi ada 3 pola yaitu:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) Contohnya pada buku pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses) contohnya Buku Pandauan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir) pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan/kumpulan bab, yang dalam hal ini antar bab setara

Pola yang dipakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah menggunakan pola Klaster. 

Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah yaitu

1. Pratulis

adapun langkah-langkahnya adalah

1. Menentukan tema                                                    6. Menyusun daftar

2. Menemukan ide                                                        7. Meriset

3. Merencanakan jenis tulisan                                   8. Membuat Mind Mapping

4. Mengumpulkan nbahan tulisan                             9. Menyusun kerangka

5. Bertukar pikiran 

Tema dari buku non fiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lain-lain

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

Jika ide itu datang segera ditulis, karena ide itu mudah datang dan juga mudah pergi. Tema yang di angkat di buku Bu Iin adalah mengenai pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang di peroleh dari literasi di internet

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka sebagai berikut:

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis


Langkah kedua

Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan


Langkah ketiga

Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2. Memeriksa gambaran besar dari naskah


Langkah keempat 

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan

2. Tata bahasa

3. Diksi

4. Data dan fakta

5. Legalitas dan norma


Hambatan-hambatan dalam menulis 

1. Hambatan waktu

2. Hambatan kreativitas

3. Hambatan teknis

4. Hambatan tujuan

5. Hambatan psikologis


Banyak cara mengatasi hambatan untuk menulis. Solusi itu ada di diri kita sendiri.

1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi

Menurut bunda Iin, menulis ibarat memasak di dapur. Semua bahan masakan telah tersedia. Menunggu chef memasaknya. Begitu pula dengan menulis. Semua materi, dan ilmu telah kita terima.  Menunggu tangan-tangan kreatif untuk meramunya. Apakah tulisan kita berasa  pedas, asin, hambar. Tentu saja citarasanya mengikuti kita yang meramunya.

Salam Literasi !






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...