Rabu, 29 Maret 2023

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

 

            


Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Inovasi pembelajaran adalah suatu upaya baru dalam proses interaksi peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk menciptakan inovasi pembelajaran, guru hendaknya dapat menjadi motivator bagi peserta didiknya.

              Pada hari Jumat tanggal 24 Maret 2023 pukul 09.00 yang lalu, kami mengikuti kegiatan Jurnalisme Kebangsaan sesi kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit yang biasa dikenal dengan Prof. Ekoji.  Sebelum memulai kegiatan, dengan ceria Prof. Eko menyapa kami semua. Materi yang diangkat Prof Eko pada saai itu adalah Mengembangkan Kualitas Pendidikan Indonesia melalui Pengembangan Kualitas Guru. Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang kurikulum Pendidikan dan  mampu mengembangkannya dengan baik dan benar sesuai dengan aturan Pendidikan. Guru juga harus mampu memahami, memperhatikan dan memiliki metode balajar sesuai dengan kemampuan peserta didiknya.  

              Awal materi, Prof Eko membahas mengenai perubahan yang terjadi di dunia Pendidikan pada masa pandemi yang mengakibatkan timbulnya kultur belajar baru. Demikian juga yang terjadi pada sekolah saya, pada saat itu siswa tidak diijinkan masuk dan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Secara otomatis kami, para guru harus berusaha menyesuaikan situasi dan kondisi. Kami harus belajar menggunakan zoom atau gmeet yang pada saat itu masih awam untuk kami. Dengan dibantu teman-teman IT di sekolah, akhirnya kami bisa menggunakan zoom atau gmeet tersebut. Bagi guru BK seperti saya yang gaptek, media pembelajaran yang kami buat pada waktu itu adalah Power Point dan Pohon Karir. Power point kami gunakan pada saat pembelajaran daring untuk ditampilkan pada zoom atau gmeet. Sedangkan pohon karir dilakukan secara berkelompok pada saat siswa bergantian masuk. Sebenarnya untuk tugas media pembelajaran membuat pohon karir saya nilai kurang pas, karena siswa masuk secara bergantian. Hanya dalam pikiran saya, pohon karir akan sangat diperlukan pada saat mereka kelas XII untuk pemilihan jurusan pada saat masuk perguruan tinggi.

              Tantangan pada saat itu banyak sekali, diantaranya adalah pada saat zoom atau gmeet siswa banyak yang tidak hadir dan apabila hadir banyak sekali yang terlambat memasuki room. Signal menjadi sangat dibutuhkan dan dampaknya adalah pada siswa yang susah terjangkau signal tidak bisa mengikutii pembelajaran dengan baik. Solusinya pada saat itu adalah dengan mengijinkan siswa yang tidak terjangkau signal untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan Komputer sekolah. Selain itu sejak adanya pandemi yang notabene segalanya memakai gadget sebagai sarana pembelajaran, setelah pandemi berakhir, gadget menjadi hal yang wajib ada dalam genggaman tangan siswa dan hal tersebut menjadikan semangat belajar siswa sangat menurun.  

              Melihat fenomena tersebut, ternyata ada kesinambungan antara Pelatihan Jurnalisme Kebangsaan dan ternyata pembelajaran dalam Jurnalisme Kebangsaan yang saya ikuti bersama teman-teman guru sangat membantu dalam mengembangkan kualitas Pendidikan dengan model Hybrid Learning dirasa sangat membantu guru dalam mengatasi pandemi. Hanya memang guru di tuntut untuk mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang menarik, asyik dan menyenangkan. Siswa juga dituntut untuk tiada henti menggali ilmu pengetahuan serta mengembangkan kompetensinya secara mandiri tanpa harus menunggu perintah dari orang lain. Harapannya pada saat pandemi tidak ada siswa yang tidak mendapatkan pelayanan dari sekolah. Pada intinya kita harus sigap terhadap perubahan yang terjadi termasuk dalam dunia pendidikan dan teknologi. Siswa harus bijak dalam menggunakan teknologi dan tidak mengesampingkan Pendidikan yang harusnya lebih diutamakan daripada sosial media yang mereka miliki.

              Prof. Eko dalam paparannya juga membahas mengenai denah tempat duduk yang sangat berperan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi antusias untuk belajar. Pada intinya kita semua harus terbuka terhadap perubahan. Jurnalisme kebangsaan yang berkolaborasi dengan Prof Eko memberikan banyak manfaat, memang saya belum sepenuhnya ikut dalam webinar series yang dilaksanakan, hanya melihat berbagai macam series yang akan dilaksanakan saja sudah memacu semangat untuk mengikuti. Hanya, permasalahannya adalah pada waktu yang harus bisa saya bagi supaya bisa mengikuti kegiatan dengan baik.  

#PGRI

#kognisi.id

#Jurnalisme Berkebangsaan      

Jumat, 10 Maret 2023

Tragedi jok sepeda motor


Alhamdulillah kegiatan pagi saya hari ini tidak begitu terburu-buru seperti biasanya, karena suami saya berangkat agak siang sehingga tugas mengantar anak-anak berangkat sekolah hari ini di gantikan suami saya. Sebelum berangkat bekerja, suami saya mengingatkan kalau bensin motor yang akan saya kendarai habis. Saya melirik jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 05.50. pikir saya masih sempat berangkat pukul 06.00 dan mampir ke SPBU untuk mengisi bensin. Setelah berpamitan pada suami, pukul 06.00 saya berangkat, sengaja motor saya jalankan dengan kecepatan 30-40km/jam. Jadwal di sekolah tempat saya bekerja masuk pukul 07.00, masih banyak waktu pikir saya saat itu.
Tak berapa lama, sampailah saya di pom bensin di daerah sukun. Alhamdulillah antrian tidak begitu banyak, ada sekitar 8 motor di depan saya. Senang rasanya, karena semuanya sudah sesuai dengan prediksi saya. Antrian di depan saya tinggal 3 motor lagi, tiba-tiba muncul perasaan tidak nyaman dalam diri saya, saya merasa bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi karena antrian sudah semakin dekat saya abaikan perasaan itu. Tibalah saatnya motor saya diisi, saya membuka jok motor tetapi ternyata jok motor saya ngadat dan tidak mau terbuka. Memang sudah sekitar 1 bulan ini jok motor saya bermasalah dan mulai susah dibuka, tetapi masih belum ada kesempatan kami memperbaiki. Karena tidak enak dengan orang-orang yang sudah antri, akhirnya saya minggir dan mendahulukan orang di belakang saya untuk mengisi bensin terlebih dahulu. Beberapa saat saya berkutat dengan jok motor hingga ada beberapa orang baik yang berniat membantu saya, tetapi gagal. 

Sekitar 25 menit saya mencoba membuka jok dengan kunci kontak dan tetap tidak berhasil, akhirnya datanglah seorang bapak-bapak, beliau bilang dari tadi melihat saya kesulitan membuka jok kemudian beliau memberitahu cara supaya jok bisa terbuka. Setelah selesai memperagakan, beliau meminta saya mencoba dan alhamdulillah berhasil. Saya mengucapkan terima kasih pada bapak tadi, setelah saya coba lagi dan berhasil, akhirnya saya antri lagi untuk mengisi bensin πŸ˜‚. 

Setelah selesai urusan bensin, saya segera melajukan motor menuju sekolah tempat saya bekerja. Alhamdulillah ternyata sampai di sekolah masih pukul 06.50 dan saya tidak terlambat hadir di sekolah. Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa setiap kejadian yang kita alami semuanya tidak lepas dari ijin Allah dan dalam keadaan seperti itu sebaiknya kita tenang dan tidak panik supaya kita bisa berpikir dengan tenang dan dapat menentukan apa yang harus kita perbuat

Rabu, 8 Maret 2023

Jumat, 04 November 2022

Rinduku Terpisah Jarak dan Waktu

"Kau akan tahu betapa pentingnya seorang ibu dalam kehidupanmu setelah engkau kehilangannya"
Itulah yang terjadi pada saya saat ini. Ibu telah meninggalkan kami bulan februari tahun 2021 yang lalu dan kau tahu, kehilangan beliau merupakan bentuk rasa sakit yang luar biasa. Bayangkan saja, seseorang yang selama ini menjadi tumpuan harapanmu disaat sedih, seseorang yang terbiasa mendengar cerita-ceritamu, seseorang yang senantiasa memberikan nasehat terbaiknya untukmu, seseorang yang selalu menuntunmu disaat kamu kehilangan arah, seseorang yang siap mengantarkanmu untuk mandiri, seseorang yang mengajarkan pelajaran kehidupan padamu, seseorang yang selalu mendukung setiap usahamu untuk mandiri dan seseorang yang setia menemani kehidupanmu selama 42 tahun dan beliau meninggalkanmu tanpa kamu bisa mendampinginya, tanpa kamu bisa memeluknya di saat-saat terakhirnya. 

Firasat akan kehilangan beliau sebenarnya sudah sangat nyata. Tetapi saya menolak firasat itu, saya tidak mau menyambungkan antara hati kecil dan fikiran saya. Saya berusaha meyakinkan diri bahwa ibu saya pasti sembuh, tetapi hati kecil saya ragu, terutama setelah mengetahui keadaan ibu saya tidak semakin membaik. 
Satu minggu sebelum ibu berpulang, setiap malam antara sadar dan tidak sepertinya dirumah ibu banyak orang berdatangan dan suasananya waktu itu menggambarkan kalau ibu telah meninggal. Ketika saya tersadar, saya berusaha menolak firasat itu. 
Tetapi memang rencana Allah adalah sebuah ketetapan. Allah tahu yang terbaik untuk ibu. Hanya yang saya sesalkan adalah saya tidak bisa mendampingi disaat sakaratul maut beliau, karena covid 19 mengharuskan saya untuk isolasi mandiri dan di saat hari terakhir saya isolasi mandiri, disaat itulah ibu saya meninggal. 

Sudah 1 tahun 9 bulan beliau pergi dan bulan Januari 2023 nanti tepat 2 tahun ibu meninggalkan kami. Bagi saya, ibu adalah segala-galanya. Perjuangan membesarkan saya dan kedua adik saya tanpa didampingi suami menjadikan ibu menjadi seorang perempuan yang sangat luar biasa. Ayah saya meninggal pada saat saya SMP kelas 1, kira-kira usia saya saat itu masih 13 tahun sedangkan kedua adik saya masih berusia 12 tahun dan 9 tahun. Di usia muda ibu sudah menjadi janda, dengan tiga anak yang masih kecil-kecil ibu berupaya supaya anak-anaknya bisa mandiri dan bertanggung jawab terhadap hidupnya. Di tengah keterbatasan, ibu juga berhasil mengantarkan kami semua lulus kuliah. Ibu tidak mau menikah lagi, beliau bilang kasihan pada ayah karena meskipun ayah sudah meninggal tetapi ayah masih tetap memberikan nafkah pada ibu melalui pensiunnya, selain itu ibu juga bilang kalau beliau ingin bertemu ayah di surga.

Hampir setiap hari saya merindukan ibu, tetapi hari ini rindu itu begitu luar biasa dan teramat sangat dan bila rasa rindu itu hadir, saya selalu  tidak dapat menahannya. Hanya air mata dan doa untuk beliau yang bisa saya kirimkan untuk almarhum ibu dan ayah. Sungguh, tidak punya orang tua itu tidak enak, berbahagialah bagi kalian yang masih mempunyai orang tua. Sayangi keduanya, muliakanlah keduanya karena selamanya kita akan membutuhkan doa dari keduanya. Saya sudah mengalami betapa dahsyatnya doa kedua orang tua saya. Bahkan di akhir hidupnya ibu saya masih mendoakan supaya saya bisa lolos mengikuti PPPK guru setelah 16 tahun saya mengabdikan diri menjadi guru honorer di salah satu SMA negeri di Malang dan doa itu diijabah Allah setelah ibu saya meninggal 😭. Menyesal sekali karena belum bisa membahagiakan beliau berdua. Hal yang menurut kita buruk, tetapi karena berbaik sangka pada Allah dan yakin bahwa ketetapan Allah adalah yang terbaik, maka hati ini menjadi tenang. 
Ada atau tidak ada orang tua, hidup harus terus berjalan. Dengan mengharap ridho dari Allah, kita pasti bisa melewati tantangan hidup. Berusaha dan berdoa adalah salah satu senjata ibu disaat beliau membutuhkan dukungan.
Kini, hanya doa-doa yang bisa saya panjatkan untuk kedua orang tua saya, semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Allahumaghfirlahaa warhamhaa wa'afihaa wafu'anhaa Al Fatihah. Aamiin 🀲

Kamis, 03 November 2022

Wujudkan Harapanmu

Harapan adalah sesuatu yang diinginkan supaya menjadi kenyataan. Setiap orang pasti memiliki harapan, entah harapan itu nantinya akan terkabul atau tidak, setidaknya di setiap harapan pasti ada semangat dan keyakinan yang mendasarinya. 
Sama seperti kebanyakan orang, bahwa saya pun mempunyai harapan-harapan yang semuanya butuh perjuangan. Bagi saya, harapan tidak akan pernah terwujud bila tidak diperjuangkan. Sedangkan dalam sebuah perjuangan dibutuhkan usaha, biaya dan juga doa yang nantinya akan menjadi satu paket apakah harapan kita itu akan terwujud atau tidak. 

Bagi saya, perjuangan supaya harapan saya bisa terwujud diawali dengan sebuah mimpi. Beberapa mimpi-mimpi saya pada akhirnya bisa terwujud karena perjuangan dan keyakinan yang saya miliki. 
Salah satunya pada saat  saya masih kelas 5 SD, yaitu ingin menjadi seorang guru, kata orang apalah artinya mimpi seorang anak SD yang pastinya akan berubah-ubah, tapi saya tetap bertahan dengan harapan supaya saya bisa menjadi seorang guru. 
Motivasi awal saya ingin menjadi guru adalah karena ingin mendapatkan kue terlebih dahulu. Biasanya, kalau di sekolah ada kegiatan keagamaan seperti maulid nabi, maka bapak ibu guru diberi kue terlebih dahulu 🀭 itulah motivasi saya. Pada saat SMP motivasi menjadi guru tetap ada, tetapi motivasinya bukan karena kue. Sampai SMA harapan saya masih tetap ingin menjadi guru, motivasinya kali ini adalah ingin menjadi guru di daerah terpencil. Saya merasa kasihan melihat berita di televisi waktu itu yang menceritakan bahwa di daerah- daerah terpencil kekurangan guru. 
Pada waktu itu intinya saya hanya ingin menjadi guru dan saya tidak tahu akan menjadi guru apa, yang penting saya berusaha dan berdoa semoga harapan saya untuk menjadi guru bisa terwujud.

Setelah lulus SMA, saya masih belum tahu akan menjadi guru apa, hingga suatu saat Om saya memberikan informasi bahwa di Universitas Negeri Malang membuka pendaftaran mahasiswa baru. Om saya tahu bahwa saya tidak suka hal-hal yang berhubungan dengan eksakta dan berhitung, setelah saya meneliti brosur yang dibawa Om saya, hanya program studi bimbingan konseling saja yang tidak ada hubungannya dengan berhitung. Harapan dan mimpi saya itu tidak lepas dari dukungan ibu saya. Beliau juga yang meminta saya untuk memilih bimbingan konseling sebagai pilihan program studi saya. Memang awalnya saya tidak begitu suka dengan program studi bimbingan konseling tetapi karena yang berhubungan dengan ilmu sosial hanya itu dan perguruan tingginya juga negeri, akhirnya saya menetapkan pilihan pada pada bimbingan konseling. 

Semester pertama dan kedua saya lalui dengan berat hati, karena saya tidak faham dengan materi yang disampaikan, tetapi begitu memasuki semester ke tiga, saya menyadari dan akhirnya saya berusaha untuk memahami materi yang disampaikan oleh bapak ibu dosen. Setelah itu semester demi semester saya lalui dengan penuh  semangat. 
Setelah lulus kuliah, setahun kemudian saya bekerja sebagai guru honorer di sebuah SMK swasta di kabupaten. Dua tahun kemudian saya pindah dan mengabdikan diri sebagai guru honorer di sekolah negeri di kota. Hingga akhirnya setelah 16 tahun mengabdi berkat doa ibu saya, saya lolos sebagai PPPK di sekolah tempat saya mengabdi. Dan akhirnya, harapan saya sebagai seorang guru terwujud. Rasa syukur saya panjatkan pada Allah SWT hanya karena ridho Nya lah akhirnya impian dan harapan saya menjadi seorang guru bisa terwujud selain doa dari almarhumah ibu saya dan almarhum ayah saya. 

Saat inipun saya masih punya harapan supaya bisa menerbitkan buku karya saya sendiri. Saya yakin suatu saat nanti saya pasti bisa mewujudkan harapan saya itu. Ingatlah jangan takut bermimpi tuliskan mimpi sebanyak-banyaknya dan lihatlah suatu ketika nanti mimpi-mimpimu satu persatu akan menjadi kenyataan. Yakin, usaha dan doa adalah paket lengkap supaya impian dan harapanmu menjadi nyata. Jangan lupakan doa restu orang tuamu yang akan menjadi jembatan antara Allah dan harapan-harapanmu. Selamat berjuang sampai semua harapanmu terwujud. Semangaaatt 

Kamis, 27 Oktober 2022

Selamat Ulang Tahun Om Jay πŸ₯°

Saya mengenal beliau pada saat mengikuti Kelas Belajar Menulis PGRI yang diasuh oleh beliau. Sebelumnya saya hanya mendengar nama beliau saja. Karena penasaran, akhirnya saya browsing dan menemukan sosok Om Jay yang bernama asli Wijaya Kusumah. 
Awal melihat foto beliau yang ada dalam benak saya adalah sosok yang sederhana dan terkesan biasa-biasa saja. Tetapi setelah melihat profil beliau, ternyata anggapan saya keliru, beliau adalah seorang yang luar biasa. Berbagai macam buku telah beliau hasilkan, berbagai macam penghargaan telah beliau dapatkan dan beliau adalah pencetus lahirnya Kelas Belajar Menulis PGRI. 

Tidak ada tujuan lain dari lahirnya Kelas Belajar Menulis PGRI asuhan beliau selain ingin mengajak dan menularkan virus literasi, supaya bangsa Indonesia bisa maju dengan menulis. Rasa penasaran saya kepada Om Jay semakin bertambah. Saya kira seseorang dengan multi talenta seperti Om Jay tulisannya pun pasti sangat berbobot, dengan gaya bahasa yang cantik dan pastinya hal itulah yang membuat follower Om Jay sangat banyak. Tetapi ternyata saya salah lagi, tulisan Om Jay sangat sederhana dan mudah dipahami karena beliau lebih banyak menceritakan pengalaman hidup beliau, perjalanan yang beliau lalui dan hal-hal sederhana yang terkadang menurut kita tidak perlu dibuat tulisan, tetapi melalui tulisan Om Jay hal-hal tersebut menjadi indah, bermanfaat dan berguna untuk orang lain. 

Setelah melihat, membaca dan mengenal Om Jay yang sesungguhnya (meskipun masih melalui dunia Maya) ada perasaan minder dalam diri saya. Apalah saya ini yang hanya seorang guru biasa, tidak punya kelebihan apapun dan tidak punya prestasi apapun. Tetapi belajar dari dan bersama Om Jay dengan masuk tim solidnya, akhirnya saya berubah pikiran. Kalau Om Jay bisa, kenapa saya tidak, saya juga harus bisa menjadi inspirasi untuk teman-teman saya. Saya harus bisa berprestasi dan semuanya itu tidak akan terwujud kalau hanya diam saja. Om Jay telah menginspirasi saya, dengan sejuta kemampuan dan keahlian beliau telah menginspirasi banyak orang dan saya ingin seperti beliau. 

Terima kasih tak terhingga saya sampaikan pada Om Jay, Bunda Kanjeng dan Tim Solid yang telah mengajari saya banyak hal. Alhamdulillah Allah telah mempertemukan saya dengan orang-orang yang luar biasa. Selamat Ulang Tahun Om Jay, guru blogger tercinta. Semoga sehat selalu, barokah usia, barokah rizki dan semoga Om Jay selalu dalam perlindungan Allah. Aamiin yaa Rabbal alaamiin πŸ€²πŸŽ‚πŸŽ‰πŸŽŠ

Kamis, 15 September 2022

Cintaku di Stasiun Kereta Api

Kecintaan saya pada kereta api dimulai ketika saya masuk SMP,  pada saat itu sekolah saya berada dekat dengan stasiun kereta api Malang Kotalama yaitu SMPN 9 Malang. Jarak antara sekolah saya dengan stasiun hanya berkisar 1,5 km. Meskipun tidak pernah masuk stasiun, pada saat pulang sekolah saya sering sekali menunggu kereta tanki lewat. 
PT. KAI di malang terutama di stasiun Malang Kotalama memang bekerjasama dengan Pertamina untuk mendistribusikan BBM melalui kereta api. BBM dari Surabaya diangkut dengan kereta tanki ke Malang, setelah sampai di stasiun Malang Kotalama, BBM yang berada di tanki tersebut dibawa ke depo Pertamina di jalan halmahera, selanjutnya dari depo Pertamina di distribusikan ke seluruh wilayah malang. 

Setelah lulus SMP, ternyata Allah masih mendekatkan saya pada kereta api, saya masuk SMA yang tempatnya masih di sekitar stasiun Malang Kotalama, tepatnya di SMA 2 Malang. Setiap kali pulang sekolah, saya selalu bersiap-siap melihat kereta lewat. Bahagia sekali rasanya saat bel kereta mulai dibunyikan dan tidak berapa lama kemudian kereta api lewat. Begitu juga pada saat melihat petugas kereta api yang sedang bekerja, di mata saya mereka keren sekali. Ada masinis yang menjalankan lokomotif, ada petugas pengatur perjalanan kereta api, biasanya mereka berada di stasiun dan memakai topi merah. Ada juga petugas pengatur jalannya perlintasan (PJL), biasanya mereka ada yang di pos atau di jalan raya, tugas mereka adalah mengamankan perjalanan kereta api, salah satunya dengan menutup palang perlintasan pada saat kereta api lewat. Ada juga yang namanya juru langsir, tugas mereka adalah menyambung gerbong dengan lokomotif dan memastikan rangkaian gerbong telah terpasang dengan sempurna dan masih banyak lagi petugas kereta api yang lain. 

Setelah lulus dari SMA saya melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Malang (UM), sehingga saya tidak pernah lagi melihat kereta api karena letak UM mengarah ke barat dan dekat dengan rumah saya, selain itu saya belum bisa naik motor sehingga kalau ke arah stasiun harus menggunakan angkutan kota. 

Pada saat kuliah, saya masih menyempatkan diri sesekali ke stasiun terutama kalau ada saudara dari luar kota yang datang tetapi saya tetap tidak melewatkan tiap kali ada kereta yang lewat. Berteriak-teriak dan terkagum-kagum melihat kereta yang lewat merupakan kebahagiaan tersendiri untuk saya.  
Setelah lulus kuliah, alhamdulillah saya diterima bekerja di SMA 2 lagi. Ada kebahagiaan tersendiri saat diterima bekerja di SMA 2, karena berarti saya mengabdikan diri pada almamater saya dan hal itu berarti bahwa saya kembali dekat dengan stasiun Malang Kotalama πŸ˜‚πŸ€­. Karena jarak rumah dan SMA 2 lumayan jauh, akhirnya saya mulai belajar mengendarai sepeda motor. Selain untuk memudahkan berangkat bekerja, saya bisa lebih leluasa kemana saja, bahkan saat keinginan melihat kereta api muncul. 

Biasanya pada saat kegiatan di sekolah tidak begitu padat, saya sempatkan berangkat agak siang dan menunggu kereta tanki lewat. Biasanya, saya menunggu kereta lewat di bawah pohon dekat lampu merah. Setelah motor saya parkir, saya mencari tempat duduk dan siap melihat kereta tanki yang akan lewat. Saya perhatikan petugas pengaman perjalanan kereta api sudah mulai turun ke jalan dan menyetop pengguna jalan, tak berapa lama kereta tanki lewat, saya melihat dengan takjub, padahal sudah terbiasa melihat kereta api tetapi tetap saja saat kereta api lewat, selalu tidak bisa mengendalikan diri saya untuk berteriak dengan penuh ketakjuban πŸ˜‚πŸ™ˆ. Saya tidak menyadari bahwa ada salah satu petugas PJL yang memperhatikan saya dan tersenyum. 

Saya beranjak mengambil motor, tiba-tiba
"Sini mbak, saya bantu" kata petugas PJL itu mengambil motor yang saya parkir. 
"Oh ... iya terima kasih" balasku
Setelah motor siap ku kendarai, kembali saya mengucapkan terima kasih dan sejak saat itu petugas PJL yang bernama mas Aris itu selalu membantu saya setiap kali saya selesai melihat kereta api. 
Kebiasaan membantu saya itu akhirnya menjadikan saya dan mas Aris semakin dekat dan tak jarang mas Aris sering mengajak saya masuk stasiun Malang Kotalama sekedar untuk melihat kereta api dari jarak dekat. Mas Aris cerita bahwa sebenarnya sudah lama dia memperhatikan saya yang selalu siap menunggu kereta datang. Biasanya Mas Aris selalu ikut naik dan mengawal kereta ke depo Pertamina, sejak dia melihat saya yang asyik menunggu kereta lewat, akhirnya dia minta ijin pada atasannya untuk beralih tugas sebagai PJL di jalan raya. Tentu saja dia tidak menyampaikan alibinya itu pada atasannyaπŸ˜‚πŸ€­. Satu tahun setelahnya, kami menikah. Saya benar-benar tidak menyangka bahwa hobi saya melihat kereta api ternyata membuat saya lebih dekat lagi dengan kereta api dan yang membuat saya takjub adalah ternyata Allah mengizinkan saya berjodoh dengan petugas kereta api πŸ˜ŠπŸ˜‚





Senin, 12 September 2022

Semangatmu adalah Ikhtiarmu

Kesukaan saya pada bidang tulis menulis sebenarnya sudah dimulai sejak SMA, pada saat itu saya lebih suka menulis cerpen. Saya siapkan buku khusus untuk menulis cerpen tapi tulisan itu saya nikmati sendiri karena memang saya tidak percaya diri untuk mengirimkan tulisan saya. Setelah lulus SMA dan karena kesibukan kuliah, hobi menulis saya tinggalkan hingga akhirnya pada tahun 1999 saya diajak kakak sepupu saya yang terlebih dahulu masuk grup Pegiat Literasi Nusantara untuk mengikuti tantangan membuat buku antologi dengan tema Go To 2020 yang intinya harapan dan rencana yang akan di susun di tahun 2020. 
Antara ya dan tidak, maju mundur, galau menyelimuti saya. Saya ingin menulis tapi takut salah, takut tulisan saya tidak bisa dipahami orang lain dan berbagai macam kekhawatiran yang lain, tetapi keinginan saya untuk bisa menulis mengalahkan keraguan saya. Akhirnya saya MENCOBA ikut menulis antologi dengan tema Go To 2020 saat itu yang menjadi kurator adalah kakak sepupu saya mbak Dian Riasari. Dari situlah saya mengenal Bunda Kanjeng dan menjadi dekat dengan beliau. Setelah itu saya saya ikut tantangan menulis antologi yang ke 2 yaitu Bunga Rampai Pendidikan Karakter, disana saya membahas mengenai Tata Krama dalam Budaya Jawa disusul dengan antologi ke 3 dengan judul Pesona Kearifan Lokal Nusantara, saat itu saya membahas mengenai Tahlilan dalam Budaya Jawa. 

Setelah ikut menulis 3 buku antologi, semangat menulis saya semakin besar, grup pegiat literasi saya ikuti. Diantara sekian banyak tantangan, saya selalu memilih tema yang saya kuasai. Saya tidak perduli tulisan saya itu benar atau salah, bisa dipahami atau tidak, dengan percaya diri saya kirim naskah-naskah saya pada kurator. Biasanya sebelum buku diterbitkan, akan ada editor yang akan meneliti tulisan saya. Memang setiap antologi yang saya ikuti ada biaya tapi menurut saya itu sepadan dengan apa yang kita hasilkan. Selain mendapat buku yang ditulis bersama, setiap peserta antologi juga mendapatkan sertifikat sebagai peserta. 

Pada saat itu, organisasi Musyawarah Guru BK mengadakan pertemuan dan materi yang disampaikan adalah mengenai menulis. Teman-teman MGBKmeminta saya untuk mencarikan pemateri, karena waktu itu masih pandemi sehingga kegiatan dilaksanakan secara virtual. Dengan bangga, saya menghadirkan Bunda Kanjeng sebagai pemateri dan setelah itu teman-teman guru BK diminta untuk membuat antologi dengan tema  Catatan Guru BK dalam Literasi dan Mengabdi dengan saya sebagai Kuratornya. Antologi tersebut menceritakan pengalaman pertama menjadi guru BK dan sepak terjang seorang guru BK dalam menangani permasalahan siswa. Hal yang membuat saya agak kecewa karena ternyata yang mengikuti antologi tersebut hanya 6 orang. Akhirnya supaya bukunya tidak terlalu tipis, bunda Kanjeng meminta saya menulis 2 cerita. Pada saat saya sampaikan pada teman-teman, saya tidak mengira bahwa ternyata ada 2 orang teman saya yang bersedia menuliskan 2 cerita juga. Sehingga total tulisan di buku menjadi 9 dan alhamdulillah buku antologi Catatan Guru BK dalam Literasi dan Mengabdi berhasil terbit. Hingga sekarang jumlah buku antologi saya sudah sekitar 19 buku dan memang ada kebanggan tersendiri yang saya rasakan dengan mengikuti tantangan menulis antologi tersebut. 

Perjuangan saya untuk bisa menjadi seorang penulis tidak lepas dari dukungan bunda Kanjeng, kakak sepupu saya mbak Dian Riasari, almarhum ibu saya, suami dan anak-anak saya. Alhamdulillah sampai saat ini Allah juga masih mengijinkan saya untuk menulis di blog, karena saya mempunyai impian untuk bisa menerbitkan buku solo. 
Suatu hari, saya diajak mbak Dian untuk bertemu bunda Kanjeng di daerah Sengkaling. Bunda Kanjeng hadir di malang karena ada kegiatan Pelatihan dan Pelantikan Trainer Puisi Telelet, disana saya bertemu dengan bunda Widya Setiyaningsih, salah satu anggota pegiat literasi. Waktu itu saya hanya memperhatikan saja, beliau begitu lincah, energik dan sangat bahagia sekali bisa bertemu dengan kami semua. Dalam bahasa gaya belajar, beliau termasuk kinestetik yaitu metode gaya belajar yang selalu bergerak dan bereksperimen πŸ˜‚. Senang sekali waktu itu karena bisa bertemu dengan sosok-sosok yang luar biasa. 
Suatu ketika saat melihat-lihat status WA teman-teman, tidak sengaja saya melihat status WA bunda Widya yang intinya mengenai Kelas Belajar Menulis PGRI yang diasuh oleh Om Jay. Sudah lama saya penasaran dengan Kelas Belajar Menulis PGRI dan ingin mengikuti kegiatan tersebut. Segera saja saya japri bunda Widya untuk menanyakan bagaimana caranya supaya saya bisa mengikuti kelas belajar menulis tersebut. Akhirnya oleh bunda Widya saya diberi link untuk masuk grup kelas belajar menulis. Waktu itu saya masuk grup kelas belajar menulis gelombang 24. Tetapi karena materinya sudah banyak dan saya tertinggal,  akhirnya saya masuk grup BM hanya menyimak saja. Tetapi saya senang sekali, akhirnya perjuangan saya untuk bisa masuk kelas BM bisa terwujud karena semangat dan motivasi yang sangat kuat terutama dari diri saya sendiri. Hal yang bisa diambil pelajaran dari apa yang saya sampaikan tadi bahwa seseorang maju atau tidak tergantung dari KEMAUAN orang itu sendiri. Sebanyak apapun orang lain memberikan motivasi, selama diri kita tidak mau maka semuanya akan sia-sia. 
Selain itu usaha tidak akan mengkhianati hasil, seseorang yang mau berusaha insyaallah Allah pasti akan mengijabah apapun yang diikhtiarkan. Jadi jangan patah semangat, terus berusaha, selanjutnya pasrahkan hasilnya pada pemegang kehidupan Allah SWT. 

Salam Literasi !

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...