Jumat, 04 November 2022

Rinduku Terpisah Jarak dan Waktu

"Kau akan tahu betapa pentingnya seorang ibu dalam kehidupanmu setelah engkau kehilangannya"
Itulah yang terjadi pada saya saat ini. Ibu telah meninggalkan kami bulan februari tahun 2021 yang lalu dan kau tahu, kehilangan beliau merupakan bentuk rasa sakit yang luar biasa. Bayangkan saja, seseorang yang selama ini menjadi tumpuan harapanmu disaat sedih, seseorang yang terbiasa mendengar cerita-ceritamu, seseorang yang senantiasa memberikan nasehat terbaiknya untukmu, seseorang yang selalu menuntunmu disaat kamu kehilangan arah, seseorang yang siap mengantarkanmu untuk mandiri, seseorang yang mengajarkan pelajaran kehidupan padamu, seseorang yang selalu mendukung setiap usahamu untuk mandiri dan seseorang yang setia menemani kehidupanmu selama 42 tahun dan beliau meninggalkanmu tanpa kamu bisa mendampinginya, tanpa kamu bisa memeluknya di saat-saat terakhirnya. 

Firasat akan kehilangan beliau sebenarnya sudah sangat nyata. Tetapi saya menolak firasat itu, saya tidak mau menyambungkan antara hati kecil dan fikiran saya. Saya berusaha meyakinkan diri bahwa ibu saya pasti sembuh, tetapi hati kecil saya ragu, terutama setelah mengetahui keadaan ibu saya tidak semakin membaik. 
Satu minggu sebelum ibu berpulang, setiap malam antara sadar dan tidak sepertinya dirumah ibu banyak orang berdatangan dan suasananya waktu itu menggambarkan kalau ibu telah meninggal. Ketika saya tersadar, saya berusaha menolak firasat itu. 
Tetapi memang rencana Allah adalah sebuah ketetapan. Allah tahu yang terbaik untuk ibu. Hanya yang saya sesalkan adalah saya tidak bisa mendampingi disaat sakaratul maut beliau, karena covid 19 mengharuskan saya untuk isolasi mandiri dan di saat hari terakhir saya isolasi mandiri, disaat itulah ibu saya meninggal. 

Sudah 1 tahun 9 bulan beliau pergi dan bulan Januari 2023 nanti tepat 2 tahun ibu meninggalkan kami. Bagi saya, ibu adalah segala-galanya. Perjuangan membesarkan saya dan kedua adik saya tanpa didampingi suami menjadikan ibu menjadi seorang perempuan yang sangat luar biasa. Ayah saya meninggal pada saat saya SMP kelas 1, kira-kira usia saya saat itu masih 13 tahun sedangkan kedua adik saya masih berusia 12 tahun dan 9 tahun. Di usia muda ibu sudah menjadi janda, dengan tiga anak yang masih kecil-kecil ibu berupaya supaya anak-anaknya bisa mandiri dan bertanggung jawab terhadap hidupnya. Di tengah keterbatasan, ibu juga berhasil mengantarkan kami semua lulus kuliah. Ibu tidak mau menikah lagi, beliau bilang kasihan pada ayah karena meskipun ayah sudah meninggal tetapi ayah masih tetap memberikan nafkah pada ibu melalui pensiunnya, selain itu ibu juga bilang kalau beliau ingin bertemu ayah di surga.

Hampir setiap hari saya merindukan ibu, tetapi hari ini rindu itu begitu luar biasa dan teramat sangat dan bila rasa rindu itu hadir, saya selalu  tidak dapat menahannya. Hanya air mata dan doa untuk beliau yang bisa saya kirimkan untuk almarhum ibu dan ayah. Sungguh, tidak punya orang tua itu tidak enak, berbahagialah bagi kalian yang masih mempunyai orang tua. Sayangi keduanya, muliakanlah keduanya karena selamanya kita akan membutuhkan doa dari keduanya. Saya sudah mengalami betapa dahsyatnya doa kedua orang tua saya. Bahkan di akhir hidupnya ibu saya masih mendoakan supaya saya bisa lolos mengikuti PPPK guru setelah 16 tahun saya mengabdikan diri menjadi guru honorer di salah satu SMA negeri di Malang dan doa itu diijabah Allah setelah ibu saya meninggal 😭. Menyesal sekali karena belum bisa membahagiakan beliau berdua. Hal yang menurut kita buruk, tetapi karena berbaik sangka pada Allah dan yakin bahwa ketetapan Allah adalah yang terbaik, maka hati ini menjadi tenang. 
Ada atau tidak ada orang tua, hidup harus terus berjalan. Dengan mengharap ridho dari Allah, kita pasti bisa melewati tantangan hidup. Berusaha dan berdoa adalah salah satu senjata ibu disaat beliau membutuhkan dukungan.
Kini, hanya doa-doa yang bisa saya panjatkan untuk kedua orang tua saya, semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Allahumaghfirlahaa warhamhaa wa'afihaa wafu'anhaa Al Fatihah. Aamiin 🤲

Kamis, 03 November 2022

Wujudkan Harapanmu

Harapan adalah sesuatu yang diinginkan supaya menjadi kenyataan. Setiap orang pasti memiliki harapan, entah harapan itu nantinya akan terkabul atau tidak, setidaknya di setiap harapan pasti ada semangat dan keyakinan yang mendasarinya. 
Sama seperti kebanyakan orang, bahwa saya pun mempunyai harapan-harapan yang semuanya butuh perjuangan. Bagi saya, harapan tidak akan pernah terwujud bila tidak diperjuangkan. Sedangkan dalam sebuah perjuangan dibutuhkan usaha, biaya dan juga doa yang nantinya akan menjadi satu paket apakah harapan kita itu akan terwujud atau tidak. 

Bagi saya, perjuangan supaya harapan saya bisa terwujud diawali dengan sebuah mimpi. Beberapa mimpi-mimpi saya pada akhirnya bisa terwujud karena perjuangan dan keyakinan yang saya miliki. 
Salah satunya pada saat  saya masih kelas 5 SD, yaitu ingin menjadi seorang guru, kata orang apalah artinya mimpi seorang anak SD yang pastinya akan berubah-ubah, tapi saya tetap bertahan dengan harapan supaya saya bisa menjadi seorang guru. 
Motivasi awal saya ingin menjadi guru adalah karena ingin mendapatkan kue terlebih dahulu. Biasanya, kalau di sekolah ada kegiatan keagamaan seperti maulid nabi, maka bapak ibu guru diberi kue terlebih dahulu 🤭 itulah motivasi saya. Pada saat SMP motivasi menjadi guru tetap ada, tetapi motivasinya bukan karena kue. Sampai SMA harapan saya masih tetap ingin menjadi guru, motivasinya kali ini adalah ingin menjadi guru di daerah terpencil. Saya merasa kasihan melihat berita di televisi waktu itu yang menceritakan bahwa di daerah- daerah terpencil kekurangan guru. 
Pada waktu itu intinya saya hanya ingin menjadi guru dan saya tidak tahu akan menjadi guru apa, yang penting saya berusaha dan berdoa semoga harapan saya untuk menjadi guru bisa terwujud.

Setelah lulus SMA, saya masih belum tahu akan menjadi guru apa, hingga suatu saat Om saya memberikan informasi bahwa di Universitas Negeri Malang membuka pendaftaran mahasiswa baru. Om saya tahu bahwa saya tidak suka hal-hal yang berhubungan dengan eksakta dan berhitung, setelah saya meneliti brosur yang dibawa Om saya, hanya program studi bimbingan konseling saja yang tidak ada hubungannya dengan berhitung. Harapan dan mimpi saya itu tidak lepas dari dukungan ibu saya. Beliau juga yang meminta saya untuk memilih bimbingan konseling sebagai pilihan program studi saya. Memang awalnya saya tidak begitu suka dengan program studi bimbingan konseling tetapi karena yang berhubungan dengan ilmu sosial hanya itu dan perguruan tingginya juga negeri, akhirnya saya menetapkan pilihan pada pada bimbingan konseling. 

Semester pertama dan kedua saya lalui dengan berat hati, karena saya tidak faham dengan materi yang disampaikan, tetapi begitu memasuki semester ke tiga, saya menyadari dan akhirnya saya berusaha untuk memahami materi yang disampaikan oleh bapak ibu dosen. Setelah itu semester demi semester saya lalui dengan penuh  semangat. 
Setelah lulus kuliah, setahun kemudian saya bekerja sebagai guru honorer di sebuah SMK swasta di kabupaten. Dua tahun kemudian saya pindah dan mengabdikan diri sebagai guru honorer di sekolah negeri di kota. Hingga akhirnya setelah 16 tahun mengabdi berkat doa ibu saya, saya lolos sebagai PPPK di sekolah tempat saya mengabdi. Dan akhirnya, harapan saya sebagai seorang guru terwujud. Rasa syukur saya panjatkan pada Allah SWT hanya karena ridho Nya lah akhirnya impian dan harapan saya menjadi seorang guru bisa terwujud selain doa dari almarhumah ibu saya dan almarhum ayah saya. 

Saat inipun saya masih punya harapan supaya bisa menerbitkan buku karya saya sendiri. Saya yakin suatu saat nanti saya pasti bisa mewujudkan harapan saya itu. Ingatlah jangan takut bermimpi tuliskan mimpi sebanyak-banyaknya dan lihatlah suatu ketika nanti mimpi-mimpimu satu persatu akan menjadi kenyataan. Yakin, usaha dan doa adalah paket lengkap supaya impian dan harapanmu menjadi nyata. Jangan lupakan doa restu orang tuamu yang akan menjadi jembatan antara Allah dan harapan-harapanmu. Selamat berjuang sampai semua harapanmu terwujud. Semangaaatt 

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...