Senin, 16 Mei 2022

Hari ini Ulang Tahun Ibuku

Hari ini ulang tahun ibuku, aku tahu ibu tidak pernah mengingat tanggal dan hari ulang tahunnya, sehingga aku yakin kalau rencana kejutan yang kami persiapkan akan berhasil. Pagi ini, aku dan adikku tidak membahas sedikitpun tentang ulang tahun ibu, adikku sudah memesankan puding buah dan aku juga sudah memesankan sate dan cap jay. Menu yg bagi kami biasa-biasa saja, tapi kalau dimakan bersama-sama akan lebih terasa kenikmatannya. 
Ibuku juga tidak suka kue tart, karena ibu bilang kue tart terlalu banyak gula, beliau khawatir penyakit diabetes yang beliau derita akan naik kalau terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gula. Akhirnya setiap kali di keluarga kami ada yang merayakan ulang tahun, selalu kami pesankan puding buah. 

"Bu, aku keluar dulu, mau transfer. Kemarin ada orang yang beli jualan online ku " ujarku sambil mencium punggung tangan ibu.
"Iya" kata ibu membalas pamitku
"Jangan lama-lama ya" pesan ibu lg  
Aku segera mengendarai motor dan berangkat dengan alasan mau transfer. Aku dan adikku memang sudah merencanakan kalau kami akan keluar bersama untuk mengambil pesanan-pesanan untuk ulang tahun ibu. Tak berapa lama, aku dan adikku bertemu dan kami segera berangkat menuju tempat kami memesan makanan. 

Setelah semuanya beres, kami segera pulang. Syukurlah saat itu ibu sedang tidur siang, sehingga beliau tidak tahu yang sudah kami siapkan untuk beliau. Kami segera menata makanan yg sdh kami pesan, anak-anak dan suamiku pun sudah siap untuk menyambut ibu. Biasanya ibu  bangun dr tidur siangnya sekitar pukul 15.00 dengan sabar kami semua menunggu ibu bangun. 1 jam telah berlalu, 2 jam kemudian juga telah lewat. Hingga pukul 18.00 ibu belum bangun juga. Setelah mengetuk pintu kamar ibu, aku masuk dan kudekati beliau. Aku pegang tubuh ibu untuk membangunkan beliau. 
"Bu, ayo bangun sudah magrib ibu mandi dulu, setelah itu kita sholat bersama2 ya. Oya kami juga sudah menyiapkan sesuatu untuk ulang tahun ibu" bisikku sambil mengusap-usap tangan beliau. Ibu tetap diam saja. Perasaan tidak enak mulai menderaku. Kucoba mendekatkan tanganku untuk merasakan nafas dari hidung ibu. Aku terkejut, karena aku tidak merasakan nafas ibu. Ku goyang-goyangkan tubuh ibu, tapi ibu tetap diam. Aku mulai menangis dan tersadar bahwa ibuku telah tiada 😭

4 komentar:

  1. Innalillahi WA innailaihi roojiun. Turut berduka cita bu, mudah2an bukan kisah nyata

    BalasHapus
  2. Innalillahi WA innailaihi rojiun. Turut berdukacita bun, mudah2an bukan kisah nyata

    BalasHapus
  3. Matur nuwun Bunda Mutmainah. Menika gabungan antara kisah nyata dan cerpen :)

    BalasHapus

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...