Sabtu, 28 Mei 2022

Perjuangan Pemberkasan

"Aku harus berjuang kembali bu. Tapi ini semua tidak menyurutkan semangatku untuk mengikuti amanah ibu. Alhamdulillah aku sudah lolos dan sekarang sedang mengurus pemberkasan. 
Doakan aku supaya tidak patah semangat melalui ini semua". Kalimat terakhir yang aku tuliskan pada diary kesayanganku. 
Aku adalah seorang guru honorer di sebuah sekolah negeri di malang. 16 tahun aku mengabdi, sebenarnya sudah puluhan kali aku mencoba peruntungan melalui tes CPNS yang di gelar pemerintah setiap tahun tetapi selalu saja tidak lolos. Tidak lolos tes CPNS tidak membuatku bingung, galau ataupun sebal karena aku selalu beranggapan bahwa memang belum rejeki. Bahkan saat itu aku sudah menyampaikan pada ibuku kalau lolos Alhamdulillah, kalau tidak lolos berarti masih belum rejeki lagi dan aku masih harus berusaha lagi. Alhamdulillah kali ini ternyata Allah meridhoi ku, aku lolos tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja(PPPK). 

Keesokan harinya, kembali aku mencoba mengapload berkas-berkas yang disyaratkan
"Setiap proses membutuhkan perjuangan. Kali ini tinggal mengirimkan berkas melalui web Bu, dan kami harus terkendala dengan server yg lemot. Aku harus maklum, karena berjuta orang yang berebut untuk membuka dan mengirimkan daftar riwayat hidup untuk proses pemberkasan bagi yang lolos sebagai PPPK" tulisku pada diary.
Setelah membaca grup telegram tadi pagi mengenai beberapa orang yang mengalami kesulitan mengirimkan data riwayat hidup, aku bergegas membuka laptopku dan membuka web SSCASN. Setelah ku periksa dengan teliti data-data yang sudah aku upload kemarin, aku segera mengarahkan krusorku pada kalimat "Akhiri Proses Pengisian Daftar Riwayat Hidup" aku klik kalimat berwarna merah itu. Aku tunggu sejenak tak berapa lama ada pemberitahuan bahwa "Tidak bisa mengirim daftar riwayat hidup" satu kali, dua kali, tiga kali aku terus mencoba. Sampai akhirnya sudah beberapa kali mencoba tetapi kalimat "tidak bisa mengirim daftar riwayat hidup" itu masih tetap muncul. 

Patah semangat? Tentu saja tidak karena ibuku tidak pernah mengajarkan untuk patah semangat. Aku ulangi lagi pengiriman berkas data secara online itu. Kucoba lagi, lagi dan lagi entah sampai berapa kali aku mencobanya. Aku lelah, ku letakkan mouse yang dari tadi ku pegang, aku lihat jam dinding sudah pukul 17.45 wib suara adzan sudah terdengar segera ku tinggalkan laptop, mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Setelah selesai shalat, ku lihat kembali laptopku. Ku hela nafas panjang,
"Semoga hari ini berkas-berkasku bisa masuk data BKD, bu"bisikku lagi. Akhirnya aku mencoba mengirimkan berkas-berkasku lagi dan ........ Alhamdulillah kali ini berkas-berkasku bisa masuk. Segera aku sujud syukur

"Terima kasih yaa Allah" bisikku lagi
"Terima kasih ibu, semuanya berkat doa ibu. Semua karena perjuangan ibu dan pelajaran yang ibu berikan supaya aku selalu sabar, kuat dan tidak patah semangat. Semoga Husnul khatimah ibu dan semoga semua pengorbanan, pelajaran, kasih sayang dan cinta yang telah ibu berikan padaku dibalas surga oleh Allah.  " tulisku pada diaryku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...