Sabtu, 05 Maret 2022

Resume Menguak Dapur Penerbit Mayor

 Hari/tanggal : Rabu/2 Maret 2022 

Pemateri       : Edi S. Mulyanta

Moderator    : Mulyadi 

Topik            : Menguak Dapur Penerbit Mayor



Pertemuan ke-20 Kelas Menulis PGRI

Kelas Menulis PGRI hari ini sudah memasuki pertemuan ke 20, hal ini bisa dikatakan bahwa kami sudah melalui kegiatan ini lebih dari separuh perjalanan. Bagiku yang baru masuk grup menulis PGRI pada pertemuan ke 16 merasakah penyesalan yang mendalam, karena terlambat mengikuti pertemuan yang sangat bermanfaat seperti ini. Tetapi bagiku tidak ada kata terlambat, selama aku mau berusaha pasti aku bisa mengejar ketertinggalanku.

Pada pertemuan ke 20 ini, kami diajak belajar mengenal penerbit Mayor dengan mengambil tema Menguak dapur penerbit mayor. Kegiatan dibuka oleh bapak Mulyadi dengan menyapa peserta dan memperkenalkan pemateri. Berikut profil pemateri pada malam ini

Bapak Edi S. Mulyanta adalah seorang nara sumber dari Penerbit ANDI Yogyakarta. Beliau telah bekerja di penerbit ANDI sejak tahun 2002. Mulai jabatan sebagai staff Litbang sampai posisi publishing consultant&e-book development saat ini telah di sandangnya. 

Selain sebagai praktisi di bidang penerbitan, bapak Edi juga seorang dosen. 

Riwayat Pendidikan
1. S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
2. S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006
Riwayat Pekerjaan
1. Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
2. Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
3. Dosen dan Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2000-2001
4. Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2001
5. Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2001
6. Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2002-2003
7. Operasional Penerbit ANDI Jogjakarta 2004 – 2019
8. Publishing Consultant & E-Book Development Penerbit Andi 2020- Sekarang
9.  Founder Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id 2020 – Sekarang
10.  Dosen Tamu Mata Kuliah Tipografi Dasar dan Tipografi Aplikasi, Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
11. Dosen Tamu Penguji Tugas Akhir Fakultas Desain dan Industri Kreatif  Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021

Karya tulis buku 

https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao

1. How to make money in BIG DATA, 2021

2. Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019

3. Teknik Modern Fotografi Digital 2007

4. Pengolahan Digital Image 2007

5. Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006

6. Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop 2005

7.  Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign 2005

8. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005

9. Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003 dll


Kondisi Penerbit Mayor pada awal Pandemi Covid -19

Istilah penerbit mayor sebenarnya mengacu pada jumlah produksi buku yang dihasilkan dalam satu tahun. Penerbit dengan  penerbitan di atas 200 judul per tahun dianggap sebagai penerbit skala mayor.  Tahun 2019 merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku. Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 75 yang keluar pada tahun 2019, telah memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan. Pengalaman selama masa pandemi menyatakan bahwa  buku format digital masih merupakan embrio yang belum menghasilkan keuntungan yang sama dengan buku fisik. Sehingga masa depan buku fisik masih sangat menarik untuk dicermati.


Penerbit Mayor menyarankan ketika akan menulis buku untuk mengikuti peraturan pemerintah no 75 (tahun 2019) yang memberikan arah pelaksanaan undang-undang perbukuan  no 3 tahun 2017. Para penerbit menggunakan peraturan pemerintah ini untuk menjalankan roda usahanya, penulis tinggal memilih jenis buku yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. 


Perkembangan Merdeka belajar dan kampus merdeka menuntut penerbit untuk berlomba-lomba menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar, sehingga peluang untuk penerbit menjadi semakin terbuka lebar. Penulis bisa menyambut peluang ini, mengingat kurikulum baru saat ini menuntut banyaknya sumber-sumber literasi bagi anak didik kita. Penerbit-penerbit saat ini semakin bersemangat untuk dapat mengisi peluang tersebut, kendala utamanya adalah mencari penulis dengan tema yang marketable 


Berikut adalah empat kuadran yang digunakan oleh penerbit dalam menentukan buku layak terbit atau tidak didasarkan pada keilmiahan dan besar market. 

1. Buku Teks Pendamping Modul

2. Buku Teks Utama Pelajaran 

3. Diklat

4. Buku Ilmiah Populer Buku Pengayaan 

Kuadran yang menarik penerbit adalah buku yang punya market besar dan diimbangi dengan kualitas yang ideal walaupun cukup sulit mencari kuadran buku yang ideal

Kendala Penerbit

1. Keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit akhirnya memberikan syarat-syarat dan saringan untuk mendapatkan naskah yang mendukung industrialisasi buku tetap berjalan

2. Penerbit biasanya akan melakukan scounting atau pencarian tema dan penulis dan tentunya bekerjasama dengan tim riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat di serap pasar. Data pasar diperlukan untuk memberikan arah haluan kemana produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut 

3. Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi 

Kemana Buku Di pasarkan Saat Pandemi
  • Toko Buku +/- Gramedia Toga Mas, Pasar Tradisional
  • Market Place Online +/- Bukalapak, Shopee, Blibli,
  • Direct Selling Dan Pameran +/- 20 %
  • Captive Market +/- 20 % ( BOS, Proyek, Pengadaan, Afin, Perpustakaan Sekolah, Daerah, Pusat)
  • E-Bookd +/- 20 % kunjungi buku digital. My. Id
Team pemasaran memberikan arah prosentase daya serap pasar saat ini. Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun masih dalam situasi pandemi.

                                   Salah satu contoh karya hasil belajar menulis secara solo

Gambar di bawah ini adalah contoh gratis yang bisa dibaca secara free, dengan demikian kita bisa melihat karya-karya yang telah terbit di penerbit mayor, sehingga memudahkan memberikan tema apa yang kira-kira cocok dengan kompetensi yang dimiliki penulis. 

Membiayai Penerbitan Sebuah Buku 

Penerbit mayor biasanya mempunyai dana untuk memilih buku yang menjadi sasarannya, sehingga semua biaya produksi hingga pemasaran dilakukan oleh penerbit tersebut.

Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku pada dasarnya penerbitnya yang membiayai. Kendalanya karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan kriteria dan visi misi penerbit sehingga buku tersebut tidak bisa terbit. Karena banyak buku yang ditolak penerbit, maka penerbit memberi skema lain dalam penerbitannya, misalnya dibiayai oleh penerbit sendiri, baik melalui skema pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.

Salah satu yang dapat digunakan adalah menulis bebarengan dengan pembiayaan gotong royong antar penulis. Penerbit adalah lembaga yang mencari profit dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan bukunya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati pembacanya. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide anda dapat ditangkap penerbit dan dapat disebarluaskan pada pembaca.

Salam Literasi !



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnalisme Kebangsaan Sesi Kolaborasi dengan Prof. Eko Indrajit

                 Nama saya Purbaniasita, biasa dipanggil Sita. Saya adalah seorang guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 2 Malang. Ino...